Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan upacara Penerimaan Jabatan Profesor Bidang Penyakit Dalam pada Fakultas Kedokteran di Ruang Senat Akademik Unhas, Lantai 2 Gedung Rektorat, Rabu (26/01).
Hadir pada kegiatan, Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA, Ketua, Sekretaris, dan Anggota Senat Akademik, Dewan Professor, tamu undangan, serta keluarga besar dari dua professor yang dikukuhkan.
Dikutip dari Sub Direktorat Informasi dan Humas Unhas, Rabu (26/1), guru besar yang dikukuhkan ialah Prof Dr dr Andi Makbul Aman SpPD KEMD FINASIM.
Pada kesempatan itu, Dwia mengucapkan selamat kepada Guru Besar yang dikukuhkan. ia mengatakan, komitmen Unhas untuk menghasilkan SDM berkualitas, termasuk peningkatan jumlah guru besar berjalan dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan 25 guru besar baru yang dihasilkan pada 2021.
Ia mengatakan, bertambahnya guru besar akan berdampak pada peningkatan hasil riset Unhas. Melalui konsep humaniversity, seluruh sivitas akademika diharapkan bisa berkontribusi.
“Penambahan guru besar pada Fakultas Kedokteran kita harapkan semakin memberikan peran yang optimal. FK Unhas merupakan salah satu fakultas yang aktif terlibat mendukung Unhas sebagai kampus humaniversity,” jelas Dwia.
Di sisi lain, Makbul pada pidato penerimaannya, menjelaskan tentang penelitiannya yang berjudul “Optimalisasi Pengobatan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 : Ditinjau dari Aspek Genetik dan Epigenetik”.
Makbul menjelaskan diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) akibat kurangnya sekresi insulin pankreas atau gangguan kerja insulin di perifer.
“Hiperglikemia yang berlangsung kronik akan sangat berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi,” ucap Makbul.
Lebih lanjut, ia mengatakan Terdapat dua bentuk utama dari DM, yakni tipe 1 dan tipe 2. “Penelitian saya berfokus pada DM tipe 2, dimana penyakit ini didasari oleh faktor genetik dan lingkungan,” tambah Makbul.
Faktor lingkungan DM tipe 2 diantaranya obesitas, asupan makanan berlebih, stress dan banyak lagi. Individu yang salah satu orang tua penyandang DM tipe 2 akan beresiko menderita penyakit yang sama sebesar 40 persen, dan akan meningkat menjadi 70 persen bila kedua orang tua menderita DM tipe 2.
Adapun upaya mengontrol glukosa darah pasien DM tipe 2 dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti pengaturan diet, olahraga teratur, penurunan berat badan dan pemberian obat anti diabetes.
“Saat ini, telah tersedia berbagai jenis obat anti diabetes, baik yang diberikan secara oral maupun secara injeksi dengan mekanisme kerja berbeda-beda,” kata Makbul.
Annur Nadia F. Denanda
Discussion about this post