Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan Kuliah Umum bertema “Pemikiran dan Aktivisme Disabilitas Menuju Indonesia Inklusif” di Ruang Senat Lantai 2 Gedung Rektorat Unhas, Kamis (21/09).
Dimoderatori oleh Dosen Fakultas Keperawatan Unhas, Arnis Puspitha R SKep Ns MKes, kegiatan menghadirkan Ketua Pusat Disabilitas Unhas, Dr Ishak Salim untuk memberikan sambutan.
Pada kesempatannya, Ishak mengatakan Pusat Disabilitas Unhas beserta sejumlah relawannya selalu siap dalam membuat Kampus Merah ini menjadi lebih inklusif dan ramah disabilitas.
“Saya rasa ketika Unhas membuka pusat disabilitas, pernyataan yang sering diucapkan oleh pak rektor mengenai no one life behind betul-betul perlu dilaksanakan,” ucapnya.
Pusat Disabilitas Unhas baru berjalan sekitar tiga sampai empat bulan. Akan tetapi, kontestasi pemikirannya telah ada sejak beberapa tahun yang lalu.
“Dosen-dosen muda pada saat itu berkumpul bersama agar bisa membawa pendekatan disabilitas ke kampus dan akhirnya pak rektor pun menyetujui. Jadi memang diawali dengan pergolakan pemikiran terlebih dahulu,” imbuhnya.
Ishak juga menuturkan, pendirian pusat disabilitas ini dibentuk berdasarkan Undang-undang Penyandang Disabilitas Nomor 8 tahun 2016. Untuk kantornya sendiri berlokasi di samping Hotel Unhas.
Sejauh ini, Pusat Disabilitas Unhas telah melakukan sejumlah proses untuk memastikan kebutuhan mahasiswa disabilitas, termasuk dalam hal negosiasi dengan pimpinan universitas, fakultas, bahkan dengan dosen pengampu mata kuliah.
“Kami selalu mengedepankan perspektif disabilitas untuk membangun komitmen kuat dan mendekonstruksi standar kenormalan yang selama ini menghambat penyandang disabilitas masuk dan mengikuti pembelajaran di universitas,” pungkasnya.
Nurfikri