Fakultas Kehutanan bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kehutanan menyelenggarakan Workshop Kewirausahaan “Get Your Future with Entrepreneurship” di Aula Fakultas Kehutanan Unhas, Rabu (28/2).
“Pelatihan ini digagas oleh Bem dan fakultas dan keduanya memiliki agenda yg sama,” tutur Wakil Dekan III, Dr Astuti S Hut MSi dalam sambutannya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa menjadi sasaran mutu dan Renstra Fakultas Kehutanan untuk membentuk alumni menjadi wirausaha dan bukan pegawai sehingga ke depan mampu mempekerjakan orang.
Narasumber dalam workshop tersebut ialah Dr Indrabayu ST MT M Bus dan dipandu oleh Andi Dian Eka Wardhani.
Indrabayu menjelaskan bahwa Indonesia memiliki persentase wirausaha yang sangat kecil yakni 1,5 persen. Angka tersebut berada di bawah Negara Thailand dan Malaysia yakni 4.5 persen.
“Indonesia memiliki umkm yg sangat rendah dibanding negara lain,” papar Indrabayu.
Ia melanjutkan bahwa faktanya, mahasiswa lebih stres setelah kuliah dibanding saat menyusun skripsi. Hal tersebut diakibatkan karena bingung mau kerja apa.
Dalam penjelasannya ia memaparkan bahwa 96 persen orang kaya berasal dari pengusaha dan empat persen lainnya adalah dari kekayaan warisan ataupun menang undian. “Anda mau kaya? jangan jadi PNS,” ungkap Indrabayu.
Kebanyakan orang gagal pada start up atau tahap permulaan usaha. Hal tersebut disebabkan karena membuat suatu produk tanpa mengetahui siapa segmen pasarnya dan memulai atas dasar suka saja. Selain itu, kegagalan juga disebabkan karena memiliki tim yang tidak solid.
Untuk mengatasi hal tersebut, kata Indrabayu, calon wirausaha perlu mengetahui dan mempraktikkan Business Model Canvas (BMC), Brain Color, dan Coaching Program.
“Melalui BMC, calon wirausaha dapat mengetahui nilai barang yang ia tawarkan dan segmen pasar yang menjadi sasarannya. Hal tersebut penting, agar rencana usaha dapat lebih matang dan meminimalisir resiko kegagalan usaha,”jelasnya.
Selain BMC, lanjutnya, mengetahui Brain Color dalam tim juga penting. Karena jika dalam suatu tim memiliki warna yang sama, maka konflik dalam kelompok akan sering terjadi.
“Dalam tim itu harus memiliki karakter yg berbeda dan harus saling melengkapi,”tuturnya.
“Akhir kata bikin ki BMC ta dan yang paling penting adalah mulai dari sekarang dan jangan tunda pekerjaan kita,” tutup Indrabayu.
Rencananya, kegiatan pelatihan wirausaha juga akan diselenggarakan untuk dosen dan keluarganya. Selanjutnya, mahasiswa akan membuat proposal.
“Setelah kegiatan ini akan ada juga pelatihan untuk dosen dan akan ada pendampingan untuk mahasiswa membuat proposal,” ucap Astuti.
Reporter: Nurmala
Discussion about this post