Tiga Rektor Unhas sebelum Prof Dr Dwia Ariestina Pulubuhu MA, menjabat selama 2 periode.
Prof Basri Hasanuddin, Prof Radi A Gany dan Prof dr Idrus Paturusi merupakan Rektor Unhas sebelum Prof Dwia Ariestina Pulubuhu MA. Tiga nama itu berhasil terpilih menjadi rektor Unhas selama dua periode.
Prof Basri Hasanuddin pertama kali memimpin Unhas di tahun 1989. Di periode ini, Prof Basri bertahta hingga tahun 1993. Di tahun itu, Prof Basri kembali diajukan menjadi calon rektor oleh Senat Universitas. Prof Basri bersama Prof Burhamzah, Prof dr HM Akil, Prof Husen Abas dan Prof Dr Mattulada diajukan ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) sebagai calon rektor Unhas periode 1993-1997.
Dari lima nama itu, Mendikbud, Dr Ing Wardiman Djojonegoro masih memberi amanah ke Prof Basri Hasanuddin. Di tanggal 20 September 1993, Wardiman Djojonegoro melantik Prof Basri sebagai Rektor Unhas periode 1993-1997.
“Pemerintah menganggap Prof Dr Basri Hasanuddin MA telah berhasil memimpin Universitas Hasanuddin untuk masa bakti empat tahun terakhir (1989-1993), sehingga yang bersangkutan dipercaya kembali melanjutkan tugasnya untuk masa bakti empat tahun yang akan datang (1993-1997).” dikutip dari terbitan identitas akhir September 1993.
Di tahun 1997, Prof Dr Ir Radi A Gany terpilih menjadi rektor Unhas menggantikan Prof Basri sampai tahun 2001. Di tahun 2001, Prof Radi kembali terpilih menjadi Rektor Unhas periode 2001 sampai 2006.
Proses pemilihan yang sedikit berbeda dari pemilihan Prof Basri, di tahun 2001, pemilihan rektor Unhas terbilang demokratis. Tercatat di arsip identitas, sembilan bakal calon rektor Unhas meramaikan pertaruhan. Kemudian, setelah disaring oleh Senat Universitas, hanya tersisa lima calon rektor.
Prof dr Syafruddin Wahid (42 suara), Radi A Gani (39 suara), Prof dr Husni Tanra (18 suara), Prof Dr Muh Arief (7 suara), Prof Lucia Ratna dan Prof Rusli Ngatimin (4 suara).
Namun ada hal unik di pemilihan ini, 3 dari 5 calon rektor Unhas itu mengundurkan diri sesaat sebelum pemilihan diadakan. Mereka yang mengundurkan diri ialah Prof Lucia Ratna, Husni Tanra, dan Rusli Ngatimin. Akhirnya yang akan mengikuti pemilihan tahap kedua hanya tinggal tiga orang.
“Setelah melalui proses yang panjang dan memakan waktu sekitar satu bulan. Akhirnya tanggal 30 Agustus lalu, Prof Dr Ir Radi A Gany terpilih kembali sebagai rektor Unhas untuk kedua kalinya.” dikutip dari identitas edisi awal September 2001.
Di periode kedua, Prof Radi menjabat sampai tahun 2006.
Di tahun 2006, Prof dr Idrus Paturusi terpilih menjadi rektor Unhas hingga tahun 2009. Di tahun 2009, Prof Idrus Paturusi kembali mencalonkan diri, bersaing dengan tiga kandidat lainnya. Mereka ialah Prof Saleh Ali, Prof Saleh Pallu, Prof Amran Razak.
Di pemilihan, Prof Idrus berhasil menang telak dengan 210 suara, disusul Prof Saleh Pallu dengan 65 suara dan Prof Saleh Ali 9 suara dan Prof Amran tidak berhasil mendapatkan suara sama sekali.
“Sebab kandidat nomor urut empat, Amran Razak mengalihkan suaranya kepada Idrus untuk memperlebar perolehan suara dengan kontestan lainnya.” prediksi pengamat kala itu yang ditulis Tim Laporan Utama identitas edisi awal September 2009.
Hingga di tanggal 7 April 2009, Prof dr Idrus Paturusi dilantik sebagai rektor Unhas untuk kedua kalinya.
Lantas akankah Prof Dwia bakal mengikuti jejak 3 Rektor di atas? Atau sebaliknya, mungkinkah tradisi rektor 2 periode putus di tahun ini dan memunculkan nama rektor Unhas baru? Mari kita tunggu saja hasil penentuannya besok. (*)
Reporter: Musthain Asbar Hamsah