Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas, Sudirman Nasir Ph D, dianugerahi penghargaan tahunan Pittu Laungani Award atas artikel ilmiah yang ditulisnya, berjudul “Cultural norms create a preference for traditional birth attendants and hinder health facility-based childbirth in Indonesia an Ethiopia: a qualitative inter-country study“.
Dr Sudirman menyelesaikan penulisan artikelnya ketika menjadi peneliti tamu (visiting fellow yang didukung oleh Program SAME Kementistek-Dikti tahun 2019) di Liverpool School of Tropical Medicine/LSTM, sehingga bisa mengedit artikel dengan sejawat peneliti/penulis pendamping di LSTM yaitu Professor Miriam Taegtmeyer dan Dr. Rosalind Steege.
Artikel ini diterbitkan pada International Journal of Health Promotion and Education, volume 58 issue 3, tahun 2020, edisi khusus yang menyorot determinan sosial kesehatan. Jurnal terbitan Taylor and Francis yang berbasis di Inggris dan merupakan jurnal resmi Institute of Health Promotion and Education, komunitas internasional akademisi,peneliti, juga profesional kesehatan yang memiliki keahlian dan minat pada promosi kesehatan.
Pittu Laungani Award merupakan penghargaan yang dilaksanakan untuk mengenang jasa Dr Pittu Laungani, seorang yang banyak mendedikasikan dirinya di bidang promosi kesehatan lokal. penghargaan ini diberikan kepada para peneliti yang artikelnya menekankan pentingnya aspek budaya lokal dan pengaruhnya pada sikap masyarakat dalam mengakses atau tidak mengakses layanan kesehatan esensil.
Dalam proses penulisannya, Dr Sudirman Nasir bersama pendamping (co-authors) yang merupakan kolaborasi antara sejumlah lembaga penelitian/perguruna tinggi seperti Universitas Hasanuddin, Liverpool School of Tropical Medicine, Eijkman Institute, Royal institute of Tropical Medicine, Reachout Indonesia dan Reachout Ethiopia.
Penelitian ini melibatkan para pakar dari dua negara Asia (Indonesia dan bangladesh), empat negara Afrika (Ethiopia, Kenya, Malawi, Mozambique) dan dua negara Eropa (Inggris dan Belanda) yang bergabung dalam konsorsium riest bernama REACHOUT yang didukung oleh European Commission.
Dilansir dari Kasubdit Humas dan Informasi Publik, Direktorat Komunikasi Unhas (18/5), Sudirman Nasir menjelaskan penelitian ini berlangsung lima tahun sejak 2013 hingga 2018. Indonesia dan Ethiopia memilih fokus pada peran tenaga kesehatan di lini terdepan untuk mengurangi kematian ibu dan meningkatkan kesehatan ibu/perempuan (maternal health/women’s health).
“Fokus artikel ini adalah untuk membandingkan pengalaman kedua negara, Indonesia dan Ethiopia, yang memiliki angka kematian ibu yang masih tinggi. Meskipun Ethiopia jauh lebih tinggi dari Indonesia, tapi keduanya terhitung tinggi di kawasan Asia maupun Afrika. Salah satu faktornya karena masih banyaknya hambatan, temasuk yang terkait dengan budaya lokal, yang dialami perempuan di lokasi penelitian di kedua negara untuk melahirkan di fasilitas kesehatan. Melahirkan di fasilitas kesehatan dan dibantu oleh tenaga kesehatan adalah salah satu aspek kunci upaya penurunan kematian ibu,” jelas Sudirman.
Risman Amala Fitra