Menjelang akhir perkuliahan, mahasiswa akan sibuk dengan berbagai macam ujian final. Ada yang ujian secara lisan, tulisan maupun diberi tugas sebagai pengganti final. Berbeda dengan yang lain, mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia mengadakan Pertunjukan Seni 2017 untuk memenuhi nilai akhir atau final mereka di Aula Prof Mattulada Fakultas Ilmu Budaya, Rabu (6/12).
“Ini ada dua mata kuliah sebenarnya, ada mata kuliah teater dan manajemen pertunjukan, jadi digabung dan juga ada banyak angkatan,”ujar Ketua Panitia, Muh. Lutfi Ridwan, kepada identitas, Rabu (6/12).
Ada banyak persembahan yang ditampilkan dalam kegiatan ini diantaranya pembacaan puisi, vocal grup, Teater dan Parodi.
Melalui tema “Mendendangkan Kata, Gerak, dan Lagu dalam Kreasi” pertunjukan seni ini ingin mengenalkan kebudayaan daerah kepada mahasiswa.
Salah satu pertunjukan menampilkan teater, mengambil judul dari cerpen sastrawan muda dari Unhas, Faisal Oddang, yakni “Di Tubuh Tarra dalam Rahim Pohon”. Dalam teater ini diceritakan bagaimana budaya kearifan lokal di Toraja pada zaman dahulu. Bayi yang meninggal sebelum tumbuh giginya akan dikubur di dalam batang pohon Tarra.
Pohon Tarra sendiri adalah sebuah pohon di wilayah Toraja yang sangat besar karena memiliki diameter sekitar 80 hingga 100 cm dan memiliki getah yang sangat banyak.
Getah ini oleh masyarakat setempat dianggap sebagai pengganti air susu ibu sehingga mereka meyakini bahwa mereka telah mengembalikan bayi tersebut ke rahim ibunya. Tradisi menguburkan bayi dikenal dengan istilah Passiliran dan saat ini sudah tidak dilakukan lagi.
Setelah dua jam pertunjukan, kegiatan ditutup dengan joget dan foto bersama. Lutfi Ridwan berharap “Mahasiswa setelah mengikuti mata kuliah ini dapat berkolaborasi untuk mengerjakan sebuah pekerjaan seni,” ujarnya.
Reporter: Mutmainnah