Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Indonesia, mengukur produktivitas akademika dan perguruan tinggi melalui berbagai hal, misalanya saja publikasi jurnal, buku, dan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Hal ini dimaksudkan untuk membangun aplikasi Scienc and Tecnologi Index (SINTA) dan membawa akses sitasi dan ekspertasi.
Dalam portal SINTA di laman http://sinta2.risekdikti.go.id, Universitas Hasanuddin (Unhas) berhasil menduduki peringkat empat. Hal tersebut diraih Unhas setelah nilai 4.958 dikantonginya.
Untuk bidang Intelectual Property Rights (Hak Kekayaan Intelektual), Unhas berada di posisi ketiga nasional dengan 630 HAKI. Peringkat ini berada di bawah Institut Pertanian Bogor (742 HAKI) dan Universitas Brawijaya (699 HAKI).
Selain itu, sebanyak 3.162 dokumen Unhas terindeks Scopus, sehingga kampus merah ini masuk sepuluh besar dengan posisi sembilan nasional SINTA.
Berdasarkan rilis yang dapat identitas , Direktur Publikasi Management Center (PMC) Unhas, Muhammad Arsyad PhD menyatakan, lebih dari 60 persen publikasi Unhas adalah artikel dan sisanya review paper, book chaper, notes, editor serta proceeding.
“Kami sudah melakukan berbagai upaya untuk menjadi katalisator bagi para dosen dalam mendorong publikasi, termasuk optimalisasi publikasi di Sekolah Pascasarjana untuk mencapai target,” jelasnya, Sabtu (18/05).
Tak hanya itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) Unhas, Prof Dr Alimuddin Unde MSi menjelaskan, pencapaian Unhas kali ini karena ada kerja sama dan koodinasi yang baik antara peneliti, invektor dan dokumen kelembagaan.
“Unhas mengeluarkan Rp 20 Miliar dana intelektual untuk mencapai peningkatan output publikasi dan output lainya. Klasterisasi perguruan tinggi tahun ini memasukkan unsur input, proses, output dan outcome,” ungkap Alimuddin.
Pencapaian ini mendapatkan aspresiasi dari Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA kepada para dosen, peneliti, inventror HAKI dan penulis buku.
“Saya yakin ini merupakan usaha bersama. Meski Unhas sudah masuk top sepuluh di SINTA, jangan membuat kita berpuas diri. Capaian di SINTA adalah alat untuk mengetahui capaian saja. Intinya, riset, publikasi, dan HAKI harus menjadi brand universitas dan bermanfaat bagi masyarakat,” ungkap Prof Dwia.
M35