Kunjungan ke universitas luar negeri pada mata kuliah benchmarking dan bursa efek di Jakarta bagi mahasiswa program studi magister manajemen keuangan kini dihentikan. Hal tersebut disampaikan Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof Dr Restu.
“Kami sudah terima surat dari dekan fakultas ekonomi kalau kegiatan tersebut sudah dihentikan,” kata Restu.
Ia juga mengatakan bahwa kegiatan pada mata kuliah benchmarking tidak boleh dipaksakan kepada mahasiswa. Sebab hal tersebut di luar dari proses perkuliahan.
“Kegiatan seperti itu tidak boleh diatur-atur, diorganisir oleh dosen. Seharusnya sifatnya suka rela, ya,” lanjutnya saat ditemui di ruangannya, Rabu (29/5).
Lebih lanjut, ia menyampaikan, Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dibayarkan mahasiswa hanya untuk kegiatan perkuliahan dan itu sifatnya wajib. Namun, jika kegiatan tersebut di luar dari proses perkuliahan, maka sifatnya tidak wajib bagi mahasiswa.
Baca juga : https://identitasunhas.com/ancaman-maut-sang-kepala-program-studi/
Jika merujuk pada Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015, tentang Biaya Kuliah Tunggal (BKT) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bahwa Perguruan Tinggi Negeri tidak boleh memungut biaya apa pun di luar UKT. Hal tersebut tertuang dalam pasal (8) yang berbunyi, PTN dilarang memungut uang pangkal dan/atau pungutan lain selain UKT dari mahasiswa baru program sarjana dan program diploma.
Selain itu, Dekan Fakultas Ekonomi, Prof Dr Rahman Kadir, menyampaikan bahwa permasalahan terkait rasa keberatan mahasiswa terhadap kegiatan benchmarking ke Malaysia dan kunjungan ke bursa efek di Jakarta telah ditangani Lembaga Satuan Pengawas Internal Unhas (LSPI). Ketua LSPI, Prof Ahmadi telah mengkonfirmasi bahwa memang perkara tersebut sedang ditangani oleh mereka.
Sampai saat ini, Ketua Program Studi Magister Manajemen Keuangan, Prof Idayanti Nursyamsi masih belum memberikan klarifikasi apapun. Ruangannya kosong saat identitas datang ke sana pada pukul 12.30 Wita dan pukul 15.30 Wita, Rabu (29/5). Telepon sebanyak empat kali di jam yang sama saat identitas mengunjungi ruangannya juga belum mendapatkan respon sama sekali.
Tan