Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar Upacara Dies Natalis ke-63 di Baruga A.P Pettarani, Kampus Tamalanrea Unhas, Selasa (10/9). Acara yang berlangsung sejak pukul 08.30 Wita ini dihadiri Rektor Unhas (Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA), Ketua Majelis Wali Amanat (Drs Syafruddin MSi), Ketua Senat Akademik (Prof Dr Dadang Achmad Suriamihardja), dan sejumlah tamu undangan, baik nasional maupun daerah.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Prof Dr Ir KH Muhammad Nuh DEA (mantan Menkominfo, mantan Menteri Pendidikan Nasional, dan mantan Rektor ITS), tiga Rektor Unhas pada masanya (Prof Dr H Basri Hasanuddin MA, Prof Dr Ir Rady A Gani, dan Prof Dr dr Idrus A. Paturusi Sp BO), Prof Dr drg Chairul Tandjung MBA (CEO TransCorp yang juga anggota Majelis Wali Amanat), Sofyan Wanandi (anggota Majelis Wali Amanat), dan Andi Sudirman Sulaiman ST (Wakil Gubernur Sulawesi Selatan).
Di antara hadirin juga tampak beberapa Bupati dan Walikota, beberapa Rektor dari berbagai daerah di Indonesia, pejabat tinggi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dan Kota Makassar, pimpinan instansi dan mitra-mitra Unhas, serta ribuan civitas akademika dan alumni.
Dies Natalis ke-63 ini mengambil tema sentral “Menguatkan Kolaborasi, Mendukung Unhas sebagai Humaniversity”. Upacara tersebut diawali dengan pembukaan oleh Rektor Unhas dan dilanjutkan dengan pembacaan do’a.
Dalam Laporan Dies Natalis ke-63, Prof. Dwia menjelaskan berbagai capaian yang telah ditorehkan oleh Unhas, sebagai wujud pelaksanaan mandat perguruan tinggi. Momentum ini merupakan upaya refleksi terhadap milestone yang telah dilewati, dan bersama-sama membangun komitmen untuk terus berbenah, berkontribusi, dan secara arif menjadi bagian dari proses mencerdaskan bangsa.
“Unhas akan terus menjadi institusi andalan melalui inovasi yang dilahirkan, semakin unggul dan mandiri untuk mewujudkan pencapaian kemaslahatan bagi masyarakat. Capaian kinerja tidak sekedar diarahkan pada World Class University semata. Akan tetapi yang jauh lebih penting adalah kontribusi yang signifikan bagi kemaslahatan Indonesia dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada umumnya,” jelas Prof Dwia.
Rektor Unhas kemudian memaparkan berbagai prestasi yang dicapai Unhas pada tahun 2019, di antaranya keberhasilan Unhas dalam publikasi terindeks Scopus, prestasi sebagai Perguruan Tinggi klaster satu peringkat ke-8 dari lebih 2.000 perguruan tinggi non vokasi, dan keberhasilan Unhas meraih peringkat pertama Widyapadhi untuk bidang manajemen inovasi.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan mengapresiasi pencapaian-pencapaian Unhas pada usia ke-63 tahun ini.
“Luar biasa pencapaian kampus merah, kampus tercinta, kampus kebanggaan di Indonesia Timur. Kami tentu berharap Unhas akan terus melahirkan alumni-alumni yang memiliki kontribusi nyata untuk Indonesia dimasa mendatang,” jelas Andi Sudirman dalam rilis yang diterima.
Pada kesempatan itu, anggota MWA Unhas yang juga pemilik grup bisnis TransCorp, Prof drg Chaerul Tanjung MBA., didaulat untuk membawakan Orasi Ilmiah. Dalam pemaparan yang menguraikan tema Dies Natalis ke-63 Unhas ini, Prof Tanjung mengatakan bahwa tema ini merupakan sesuatu yang baru.
Kata Prof Tanjung, sebuah lembaga universitas dari masa ke masa mengalami proses evolusi, sehingga muncul istilah universitas modern seperti yang kita kenal dewasa ini.
“Pada masa lalu, universitas masih berbasis teaching university yang fokusnya pada teori dan penguasaan ilmu pengetahuan. Lalu istilah ini mengalami perkembangan menjadi research university yang berfokus pada bahan ajar dan literatur. Kemudian berkembang menjadi Enterpreneurship University, dimana hasil riset itu bisa diinterpretasikan dan dikomersialisasikan untuk memberi manfaat yang lebih berarti,” kata Prof Tanjung.
“Perguruan tinggi,” lanjut Prof Tanjung, “saat ini belum mampu memfasilitasi inovasi yang ada. Hal ini terjadi karena akses pendanaan riset yang terbatas, sementara dana riset yang dibutuhkan sangat besar. Selain itu, proses administrasi yang cukup rumit, serta institusi yang pasif untuk melakukan perubahan.”
Diakhir orasi ilmiahnya, Prof Tanjung mengatakan bahwa cara pandang harus dirubah untuk bisa menjawab tantangan masa depan. Caranya tidak lain adalah adalah dengan menghasilkan sumber daya manusia yang unggul berbasis kreatifitas, efisiensi, dan inovasi.
“Saya mengajak kita semua untuk terus memperkuat kolaborasi guna menghadapi tantangan dimasa mendatang. Saya berharap Unhas bisa semakin maju, berkembang dan mencetak sumber daya manusia yang bisa bersaing dan menjadi pemenang dalam kompetisi ke depan,” katanya.
Wandi Janwar