Hari Disabilitas Internasional jatuh pada 3 desember lalu, Unit Kegiatan Mahasiswa Asian Law Students Assosiation (ALSA) mengadakan kegiatan kepedulian dan penyuluhan hukum. Bertajuk ALSA Care and Coaching Clinic yang diselenggarakan di Panti Sosial Bina Daksa Wijaya, Makassar, Sabtu (9/12).
Kegiatan ini adalah program rutin yang diadakan tiap tahun oleh ALSA dengan tema yang berbeda. bekerja sama dengan Persatuan Penyandang Disabiltas Indonesia, ALSA mengangkat tema “Raise the Suistaniable Life, By Go Beyond Our (Dis) Abillity”. Tema itu diangkat untuk menjelaskan bahwa ketidakmampuan mereka yang berkebutuahan khusus ditutupi oleh kemampuan mereka .
Ketua Panitia, Muhammad Ilham Taufiq menegaskan bahwa mereka yng berkebutuhan khusus tidak mengahalangi mereka untuk menyalurkan minat dan bakatnya. Penyandang disabilitas memilki hak yang sama dari segi kemanusiaan.
“Kita mencari cara untuk membangun kesadaran publik untuk hal itu, jangan ada diskriminasi,” tegasnya ketika dihubungi via telefon.
Di dalam penyuluhan hukum ini membahas tentang hak-hak penyandang disablitas dalam memperoleh pendidikan di perguruan tinggi seperti yang diatur dalam UU No.8 Tahun 2016.
“Kita memberikan wadah bagi penyandang disabilitas untuk menyuarakan hak-haknya kepada pemerintah” jelas mahasiswa angkatan 2016 itu.
Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum ini juga menjelaskan bahwa selama ini masih kurang aksebiltas bagi penyandang disabiltas baik dari segi fasilitas maupun tenaga pendidiknya. Misalnya, dalam fasilitas bangunan yang menggunakan korsi roda dibutuhkan jalan landai.
“Tidak mungkin kan, mereka ke lantai sembilan misalnya, menggunakan tangga,” jelasnya.
Menutupi percakapan, Ilham Taufiq berharap melalui penyuluahan ini pemerintah bisa tanggap menyelesaikan permasalah yang dialami oleh penyadang diasbilitas, khususnya bagi mereka yang ingin menlanjutkan ke pedidikan tinggi. Selain itu, masyrakat juga bisa peka terhadap permasalah yang dialami oleh penyandang disablitas sesuai UU No.8 Tahun 2016.
Reporter: Fitri Ramadhani