Bekerja di bidang diplomatik menjadi salah satu cita–cita alumnus Sastra Inggris. Tak terkecuali Gusmiadirrahman SS MPA, alumnus Sastra Inggris Unhas tahun 1997.
Gusmiadirrahman yang kini menjabat sebagai Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Makassar mengakui, perkenalannya dengan Bahasa Inggris terjadi ketika ia masih duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar (SD). Alumus SD Muhammadiyah 2 Mamajang ini mengikuti kursus Bahasa Inggris rumahan milik tetangganya secara gratis yang diajar oleh kerabat tetangganya.
Berawal dari kursus rumahan itulah, Gusmi, begitu panggilan akrabnya, bisa memahami Bahasa Inggris ketika beranjak ke bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Bukan hanya melalui kelas, Gusmi juga belajar melalui tayangan kartun dan siaran Liga Inggris di TVRI.
“Saya mengenal Bahasa Inggris melalui program acara di TVRI seperti film kartun dan siaran olahraga seperti final Liga Inggris yang kadang disiarkan. Selain tontonan TVRI, saya juga mulai menyukai siaran pelajaran Bahasa Inggris “Follow Me” oleh Ms. Nisrina,” ungkap Gusmi.
Beranjak ke bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Gusmi mulai membaca novel terjemahan karya Enid Blyton yang berlatar lingkungan pedesaan di Inggris sembari membayangkan bagaimana negara Ratu Elizabeth itu. Ia juga selalu ingat guru Bahasa Inggrisnya semasa SMP yang bernama Chairil Cingke, yang juga pembinanya dalam organisasi pramuka di SMP Negeri 3 Ujung Pandang.
Pada masa Sekolah Menengah Atas (SMA) Gusmi mepertegas pilihannya di jurusan A4 yakni jurusan Bahasa SMA Negeri 2 Ujung Pandang. Semasa SMA pula Gusmi tergolong anak yang pandai. Wali kelasnya pada saat kelas dua SMA mengatakan, berdasarkan nilainya Gusmi sangat bisa masuk di Jurusan A1 Fisika, yang merupakan jurusan terbaik dan ternama pada masanya, namun Gusmi tetap pada pilihan awalnya Jurusan A4 Bahasa.
Meninggalkan bangku SMA, memilih Kesusastraan Inggris di Unhas. Diakui, masa kuliahnya sangat menarik. Bertemu pacar, berorganisasi, dan berkreasi. Semua itu membentuk ia sampai sekarang. Saat di bangku kuliah juga ia mendapatkan Blocking System, di mana mata kuliah Bahasa Inggris tiga dan empat digabung dan diajarkan lebih intensif dengan memecahnya menjadi lebih spesifik; structure, reading, comprehension, speaking ability development, dan lainnya.
Pada masa kuliah, mata kuliah kesenangan Gusmi adalah teori dan praktik terjemahan Bahasa Inggris, dari situ ia pun aktif menjadi penerjemah di Perhimpunan Mahasiswa Sastra Inggris (Perisai) dan menjadi Ketua Biro Penerjemah di Perisai. “Dengan belajar terjemahan saya menyadari bahwa tidak cukup memahami arti kata secara leksikal namun juga perlu memahami konteks dimana kata atau kalimat tersebut disampaikan atau yang melingkupinya,” terangya.
Menjadi alumnus Sastra Inggris Unhas 1997, ia memutuskan mencari kerja dengan mengirim lamaran ke Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Keuangan, hasilnya ia diterima bekerja di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai pada tahun 1998.
Selama 21 tahun bekerja di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Gusmi telah banyak menempati posisi, tiga di antaranya; Kepala Bgian Umum dan Kepatuhan Internal Kanwil DJBC Maluku, Papua, dan Papua Barat, kemudian Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah DJBC Maluku, Papua, dan Papua Barat, dan sampai hari ini Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Makassar. Gusmi menganggap apa yang selama ini ditugaskan padanya adalah amanah pimpinan dan organisasi, serta negara.
“Penugasan sebagai Kepala Kantor Bea Cukai Makassar merupakan amanah pimpinan dan organisasi. Setelah bekerja kurang lebih 21 tahun di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, berbagai penugasan dan lokasi kerja telah saya alami. Proses rekrutmen yang ketat dan bersih di tahun 1997, proses pemberkasan dan pendidikan di tahun 1998 telah mengantar saya pada berbagai penugasan sampai hari ini,” jelasnya.
Semenjak bekerja di Bea Cukai, Gusmi juga berkesempatan mendalami penerjemahan, yakni consecutive translation maupun simultaneous translation. Selama bekerja di Bea Cukai keinginan melanjutkan studi di luar negeri muncul kembali. Akhirnya setelah mencoba selama tiga kali, ia berhasil mengapply beasiswa di Australia untuk Master of Public Administartion di The Flinders University of South Australia. Selama kuliah di negeri Kangguru itu, ia sempat membawa keluarganya turut serta hingga menyelesaikan pendidikan S2.
Selama bertugas di Bea Cukai, Ayah dari tiga anak ini telah banyak mengalami hal menarik, salah satunya saat Bea Cukai Makassar bekerja sama dengan Balai Besar Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan, Kepolisian daerah Sulawesi Selatan, dan Aviation Security Angkasa Pura berhasil menggagalkan upaya penyelundupan benur baby lobster yang dilarang ekspor.
Muh. Syahrir