Ikatan Keluarga Alumni Universitas Hasanuddin (IKA Unhas) melantik pengurus baru IKA Unhas perwakilan Balikpapan periode 2019-2023 di Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (15/12). Pelantikan dan pengambilan sumpah ini dilakukan Ketua IKA Unhas Perwakilan Kalimantan Timur, Sofyan Hasdam disaksikan tamu undangan yang memadati area ball room Hotel Jatra Balikpapan.
Aktivitas IKA Alumni ini diharapkan bisa memperkuat jaringan alumni dengan almamater.
“Alumni Unhas harus mengambil peran, terutama dalam pengembangan ibu kota negara yang baru di Kalimantan Timur,” ujar Sofyan Hasdam yang juga mantan Walikota Bontang, Kalimantan Timur.
Dalam pelantikan ini, Unhas diwakili oleh Direktur Alumni dan Penyiapan Karier Abdullah Sanusi. Lewat sambutannya, Abdullah mengatakan penguatan peran para alumni dalam kemajuan sebuah daerah, sinergi universitas dan alumni mutlak dibutuhkan.
“Sinergitas ini dibutuhkan juga untuk mendorong Unhas menjadi World Class University. Apalagi kelas internasional di Unhas terus kita kembangkan dengan bekerja sama dengan semua stakeholder,” papar Abdullah Sanusi dalam rilis yang diterima.
Selain itu, turut hadir Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan M. Zulficar Mochtar. Saat memberikan sambutan, Zulficar mengingatkan tantangan Indonesia ke depan untuk bangkit menjadi bangsa maritim.
“Siapa yang menguasai laut, maka dia menguasai dunia. Laut adalah masa depan Indonesia,” tegas Zulficar.
Tak hanya dihadiri alumni Unhas yang berada di Kalimantan Timur, acara ini dihadiri sejumlah undangan dari pemerintah daerah dan unsur yang selama ini menjadi mitra alumni Unhas di Kalimantan Timur, termasuk Walikota Balikpapan Rizal Effendi, hingga Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) di Balikpapan.
Pelantikan tersebut dirangkaikan dengan seminar dan talkshow mengenai kota Balikpapan yang akan menjadi bagian ibu kota negara Indonesia yang baru bersama Kabupaten Penajam Paser Utara. Penetapan sebagai ibu kota negara ini menciptakan peluang dan tantangan tersendiri bagi kota yang dikenal sebagai ‘kota minyak’ ini.
Selain diisi oleh Dirjen Perikanan Tangkap Zulficar Mochtar, talkshow ini juga diisi oleh pakar perencanaan kota, perwakilan Kodam VI Mulawarman, dan anggota DPD RI dari Kalimantan Timur.
Persoalan infrastruktur, kebutuhan dasar warga hingga daya dukung lingkungan menjadi tantangan utama Balikpapan saat menjalankan fungsi baru sebagai ibu kota negara kelak. Proses pengembangan dengan mengoptimalkan potensi yang ada di daerah ibu kota baru dibutuhkan sebagai syarat pembangunan wilayah ke depannya.
Namun yang tak kalah pentingnya adalah regulasi, terutama karena melibatkan berbagai daerah yang membutuhkan sinkronisasi kebijakan.
“Pembangunan jembatan penghubung antara kabupaten Penajam Paser Utara dan kota Balikpapan hingga kini belum selesai, tentu membutuhkan kerjasama antara kedua wilayah,” ujar Hamdam, wakil bupati Penajam Paser Utara.
Seminar dan talkshow ini diharapkan menjadi sumbangsih IKA Unhas Balikpapan bagi pengembangan wilayah ibu kota baru di Kalimantan Timur, serta demi kesejahteraan masyarakat.
Wandi Janwar