Eu pho ri a…
Eu pho ri a…
Euphoria kebebasan
Lirik lagu “Euphoria” di atas yang dipopulerkan Raja Dangdut, Rhoma Irama, bagi sebagian penikmat dangdut, tentu lagu satu ini sudah tak asing di telinga. Alunan musiknya yang asyik, seakan ikut merayu anggota badan bergoyang.
Lagu yang dirilis tahun 2000 tersebut, berhasil meraih predikat sebagai lagu aransemen terbaik pada ajang Anugerah Dangdut TPI 2001. Bahkan pada tahun ini, Rhoma Irama mendapat penghargaan dari Anugerah Musik Indonesia, sebagai legenda musik Indonesia dan penyanyi dangdut pria terbaik. Ini menjadi bukti bahwa lagu dangdut juga diperhitungkan dalam dunia seni tarik suara di tanah air.
Lagu yang memiliki lirik penuh akan makna dan pesan nilai-nilai kehidupan ini, memang layak mendapat pengakuan. Seperti potongan lirik berikut.
Kini kita tiba pada era kebebasan
Awas jangan salah mengartikan kebebasan
Bukan bebas lepas melakukan pelanggaran
Kebebasan bagi manusia bukanlah tanpa batasan
Sebagai makhluk berbudaya kita terikat aturan
Lirik lagu euphoria di atas, menyiratkan kepada kita untuk tidak asal menyalahgunakan kebebasan yang dimiliki, sebab masih diikat oleh aturan. Selain lagu tersebut, masih banyak lagu dangdut yang bisa kita ambil pelajaran di dalamnya. Seperti lagu “Indonesia” yang masih dipopulerkan Rhoma Irama. Lagu tersebut menyuarakan tentang nasionalisme. Di balik musik yang merdu, lagu ini sebenarnya membisikkan kritikan kepada pemerintah tentang ketimpangan sosial.
Ketika dinyanyikan, lagu tersebut memiliki kekuatan untuk mengetuk hati para pendengarnya, agar tidak diam begitu saja melihat ketidakadilan yang menimpa negerinya. Seorang mahasiswa Universitas Diponegoro, telah melakukan penelitian terhadap lagu tersebut, dengan mengangkat judul “Kritik Sosial dalam Lirik Lagu “Indonesia” Karya Rhoma Irama”. Moh. Muzakka Mussaif yang merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, mengungkapkan kritik sosial yang terkandung pada lirik lagu “Indonesia” dengan pendekatan sosiologi sastra.
Dalam penelitiannya, ia mengungkapkan bahwa lirik lagu Rhoma Irama tersebut melontarkan tiga kritikan kepada pemerintah, yaitu kritik terhadap kesenjangan kelas sosial, kritik terhadap maraknya korupsi di lingkaran birokrasi, dan kritik terhadap kebijakan pemerintah yang kurang adil.
Selain Rhoma Irama, tentu masih banyak lagi pendangdut senior yang dimiliki Indonesia dan tak kalah beraninya menciptakan dan menyanyikan lagu berbau kritikan. Mereka adalah sosok yang tidak pernah lepas dari musik dangdut dengan lirik lagu yang penuh akan makna hidup. Sejak lagu dangdut pertama “Boneka India” karya Elly Khadam dirilis tahun 1962, lagu dangdut banyak lahir dengan silih berganti, menghibur masyarakat Indonesia.
Beda masa, beda kualitas.
Zaman berubah, selera juga tentu ikut berubah. Begitupun lagu dangdut yang banyak populer sekarang. Seperti jenis dangdut yang dinyanyikan Ayu Ting Ting dengan lagu ‘‘Alamat Palsu’’ dan Via Vallen dengan lagu ‘‘Sayang’’. Lagu seperti ini, merupakan jenis dangdut koplo dan tentu saja kehadirannya disukai generasi milenial.
Jika dibandingkan dengan lirik lagu dangdut koplo, yang kebanyakan menyiratkan emosional tentang cinta dan kepedihan, memang harus diakui bahwa dangdut koplo masih kalah jauh bersaing dari kumpulan lagu dangdut melayu yang sudah ada. Justru keunggulannya terletak pada kekayaan kata dan pendalaman maknanya. Seperti lagu-lagu ciptaan pendangdut, era 70-an yang memang sengaja dibuat untuk menyampaikan nilai-nilai kebaikan hidup kepada pendengarnya.Terlepas dari semua itu, tentu saja masing-masing jenis dangdut memiliki keistimewaan di hati pendengarnya.
Masyarakat Indonesia akan tetap merawat dan melestarikan lagu dangdut Indonesia. Dapat dilihat dari salah satu siaran televisi nasional, menjadikan ajang pencarian bakat penyanyi dangdut sebagai acara utamanya di malam hari. Hingga saat ini sudah puluhan, bahkan ratusan penyanyi dangdut yang telah terbentuk. Seperti Fildan dan Lesti jebolan Dangdut Akademi, serta Selfi jebolan Liga Dangdut. Hadirnya pemuda energik ini, membuat dangdut semakin ramai dan bernyawa panjang.
Kita doakan saja, ke depan lagu-lagu dangdut yang diciptakan dan dinyanyikan oleh pendangdut generasi muda kita, tidak saja enak didengarkan tapi juga berkualitas dan dapat melebihi lagu karya cipta pendangdut senior yang telah lebih dulu memperlihatkan prestasinya.
Wandi Janwar.
Penulis adalah Redaktur Pelaksana PK identitas Unhas 2020,
mahasiswa Departemen Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Hasanuddin.