Belakangan ini, Unhas sibuk menyempurnakan sistem penunjang pembelajaran mahasiswa di kelas yaitu Sistem Kelola Pembelajaran (Sikola) sebagai pengganti Learning Management System (LMS). Penggantian LMS ke Sikola lantaran server LMS sulit digunakan apabila diakses banyak pengguna secara bersamaan. Prinsip kerja dari sistem baru ini, mengadopsi cara serta sistem dari LMS, tetapi ada penambahan beberapa fitur baru, seperti video konfrensi, video tutorial, serta fitur untuk memindahkan file dari LMS ke Sikola.
Semester genap 2019/2020, Sikola mulai gencar digunakan. Namun, sistemnya hingga sekarang masih terus dikembangkan. Keluhan pun datang dari berbagai pihak, baik mahasiswa maupun dosen, seperti mahasiswa tidak dapat login dan dosen yang mengeluh kebingungan menggunakan Sikola dalam kelas paralel.
Salah satu mahasiswa yang mengeluh adalah Mikal Muhammad Said, Mahasiswa Sastra Jepang 2019. Ia mengatakan banyak teman sekelasnya yang terkendala login ke Sikola. “Kemarin waktu belajar mata kuliah umum Pancasila, cuma 10 orang yang bisa login . Terus dosen juga kesulitan bikin kelas, jadi sampai habis waktu cuma buat urus Sikola,” curhatnya.
Jumlah mahasiswa yang tidak bisa login dikatakan Mikal bervariasi, mulai 5-10 orang bahkan ada yang sampai 40 orang di setiap kelas. Mahasiswa yang tidak bisa login pun diarahkan untuk mereset password di Kantor Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pendidikan (LPMPP) yang berada di Lantai Dasar Perpustakaan Pusat Unhas.
Menjawab kebingungan dosen dan mahasiswa, pengelola Sikola, Dr Yusring Sanusi B SS M App Ling, pun angkat bicara. Ia menjelaskan tim pengelola sudah memasukkan data yang diterima dari bagian akademik.
“Saya cuma menginput data yang saya terima dari Pak Alimuddin, Sekretaris Wakil Rektor I. Datanya berupa nama, NIM, dan prodi dari mahasiswa tahun 2016 sampai 2019. Jadi kalau tidak ada datanya nya kami tidak tahu, kami hanya menginput dan dan mengelola data yang ada,” jelas Yusring.
Ada pula keluhan dari dosen, seperti belum ditambahkannya beberapa mata kuliah di Sikola. Mendengar keluhan tersebut, Yusring mengatakan tim pengelola telah memasukkan data semester genap 2018 dan ganjil 2019.
“Data yang tim pengelola peroleh itu berasal dari semester genap 2018 dan semester ganjil 2019. Jadi, jika ada data di luar dari itu ya kami tidak tahu. Jangan kami yang disalahkan,” kata Yusring menegaskan.
Dosen Sastra Asia Barat ini mengaku sering kali menerima keluhan utamanya dari dosen pengguna Sikola. Ia menyebutkan dua hal yang kerap dikeluhkan. Pertama, beberapa dosen sering lupa password yang pernah dibuat sehingga harus ke Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pendidikan (LPMPP) Unhas untuk mereset password. Kedua, banyak dosen yang tidak menonton video panduan yang telah disediakan, sehingga mereka gagal paham menggunakan Sikola.
Ia juga menjelaskan, dalam perencanaan penggunaan Sikola, untuk urusan reset password dan admistrasi harusnya menjadi tugas bagian Sekretaris Jurusan. Namun, masih terkendala karena belum adanya pelatihan yang diberikan kepada mereka.
Yusring, menyayangkan kurangnya dukungan pihak Unhas dalam mensosialisasikan pengoperasian Sikola. Padahal rencana awalnya, bulan Desember tahun lalu Sekretaris Jurusan diberikan tanggung jawab menjadi admin Sikola untuk jurusan masing-masing. Pelatihan untuk Sekretaris Jurusan yang rencananya dilaksanakan Sabtu-Minggu (15-16/02/2020) harus ditunda karena tidak adanya bantuan dana dari pihak Unhas. Padahal Keluhan harusnya bisa diatasi di tingkat fakultas jika sosialisasi diberikan ke Sekretaris Jurusan.
“Baru saja saya dapat info, kan rencananya kita akan adakan pelatihan, tapi saya dengar dari Pak Budi, Ketua Penjaminan Mutu Akademik, tidak ada pendanaan untuk Sikola karena tidak terprogram. Jadi ya sudah,” katanya pasrah.
Yusring mengaku sangat menyayangkan dan berharap pihak universitas dapat memberikan anggaran untuk pemberian pelatihan ke Sekretaris Jurusan sebagai admin Sikola, agar dosen dan mahasiswa tidak perlu lagi ke LPMPP. Selain itu, ia juga mengatakan Sikola tak seharusnya hanya dikelola LPMPP, karena Sikola bukan hanya program milik LPMPP tetapi juga milik Unhas.
“Saya berharap apabila pimpinan mengatakan Sikola ini program Unhas, para bawahan terutama di lantai 3 dapat merespon itu. Jangan sampai kita kita mau melaksanakan tapi mereka berdalih bahwa tidak ada kebijakan pendanaan untuk itu,” katanya menutup wawancara.
M001