Jumlah pasien yang terjangkit Covid-19 mencapai 514 kasus hingga hari ini, Minggu (22/3). Dengan jumlah tersebut, pemerintah Indonesia mengimbau agar masyarakat selalu menjaga kebersihan dan berada di rumah.
Mencuci tangan dengan sabun atau menggunaan cairan pembersih tangan apabila jauh dari sumber air, serta membersihkan lingkungan sekitar dengan desinfektan menjadi dua hal yang kerap kali disampaikan. Namun, tingganya permintaan pasar menjadikan kedua bahan tersebut mulai berkurang.
Hal inilah yang mendorong Unit Pengembangan Kewirausaan dan Bisnis, Inkubator Unhas untuk mengembangkan produk Klorin yang awalnya sebagai penjernih air menjadi disinfektan dan cairan pembersih tangan. Kedua produk tersebut diluncurkan pada Jumat (20/3).
Ahmad sebagai CEO Ryvachlor menjelaskan, disinfektan ini telah diuji di laboratorium farmasi Unhas untuk mengetahui tingkat efektifitas dalam membunuh bakteri. “Kami (red: Ryvachlor) ingin mengganti alkohol dengan klorin. Klorin itu sendiri dihasilkan dari proses netralisis garam atau air laut,” ujar Ahmad.
Dikesempatan yang sama, Ketua Inkubator, Dr Ir Mardiana E Fachry MSi menjelaskan, produk tersebut merupakan hasil pendanaan dari Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT).
“Ini adalah inkubasi produk dari tim Ryvachlor Unhas yang lolos pendaan dari PPBT. Memang awalnya Klorin digunakan untuk menjernihkan air, tapi memiliki fungsi ganda yang bisa membunuh bakteri,” ucap Mardiana.
Lebih lanjut, Dosen Sosiologi Perikanan Unhas tersebut berharap setiap lembaga di Unhas menjaga kebersihan dan melakukan penyemprotan dengan disinfektan yang bisa diperoleh di Gedung Lembaga Penilitian dan Pengabdia Masyarakat Unhas (LPPM).
“Untuk menciptakan kampus yang higienis, setiap fakultas dan lembaga seperti LPPM ini harus rutin melakukan penyemprotan, minimal seminggu sekali untuk membunuh bakteri di lingkungan kampus,” tutupnya.
Santi Kartini