Bidang kemahasiwaan dan alumni Univeritas Hasanuddin, mengadakan Student Leadership Forum (SLF) Batch IV angkatan 2018, via aplikasi Zoom Meeting dan live streaming di channel Youtube Kemahasiswaan Unhas, Minggu (5/07).
Kegiatan ini diikuti peserta SLF angkatan 2018, anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unhas, dan peserta latihan kepemimpinan tiga Unhas. Mengusung tema Kampus Unhas Menuju Kampus Merdeka.
Ada tiga pemateri yang dihadirkan, mereka merupakan alumni terbaik Unhas yaitu, anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, Prof Dr Irawan Yusuf PhD, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Indonesia, dr Abraham A Padlan Patarai MKes, serta dosen Universitas Negeri Jakarta, A. M. Sadat SE MSc.
Dalam sambutannya ketua BEM Unhas, Abd Fatir Kasim, mengatakan pentingnya dilakukan pengembangan berbagai macam keterampilan mahasiswa untuk mewujudkan kampus merdeka. “Dewasa ini, mahasiswa diharapkan memiliki skill pendukung disamping bidang keilmuan yang digeluti dalam rangka mempersiapkan diri menuju kampus merdeka,” jelasnya.
Wakil rektor bidang kemahasiwaan dan alumni Unhas, Prof Dr drg A Arsunan Arsin MKes, saat membuka acara pun mengungkapkan harapan diadakannya kegiatan ini. Ia mengatakan, selalu berupaya menciptakan wadah bagi mahasiswa melatih kepemimpinan dan critical thinking dengan harapan Unhas dapat mencetak alumni yang berkualitas.
Saat sesi pemberian materi berlangsung, Prof Irawan yang membawakan materi pertama, membahas esensi berpikir merdeka serta kaitannya dengan terciptanya kampus merdeka. Mantan Dekan Fakultas Kedokteran Unhas itu berpendapat, kemerdekaan berpikir akan memicu munculnya budaya akademik yang menjadi dasar terciptanya kampus yang merdeka.
“Berpikir merdeka adalah hal dasar budaya akademik yang dapat menjadi ciri khas suatu institusi. Oleh karena itu, tidak akan bisa suatu universitas menjadi world class university jika masih mengikuti kampus lain di luar sana,” ujar Prof Irawan.
Disambung, pemateri kedua, Abraham, ia ikut memberikan penjelasan terkait aktivisme mahasiswa, pembelajaran seumur hidup, dan transformasi sosial yang dihubungkan dengan adaptasi masalah dan intervensi doa. Menurutnya kematangan seseorang didukung oleh sikapnya dalam menghadapi benturan-benturan persoalan yang ada, serta bagaimana mentransformasi ilmu, iman, dan amal yang dimilikinya.
Pembicara terakhir yang tak kalah menariknya, Sadat, mengupas lebih lanjut tentang pendidikan yang membebaskan. Menurut dosen Fakultas Ekonomi tersebut, pendidikan adalah kebebasan dimana semua orang berhak untuk berlaku dan berpendapat. “Pendidikan yang membebaskan adalah pendidikan tanpa belenggu sehingga memunculkan kesadaran berfikir sebagai landasan kampus merdeka,” tutur Sadat.
Kegiatan tersebut diakhiri dengan Focus Group Discussion (FGD) oleh peserta Student Leadership Forum (SLF) angkatan 2018 yang dipimpin langsung Bidang Kemahasiswa Dan Alumni Unhas.
M118