Eksistensi kucing liar di berbagai kampus mulai ramai di sosial media Instagram. Gerakan peduli kucing dipelopori mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) pada April 2017 lewat akun @kucingitb. Aksi cinta kucing melejit saat Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menunggah fotonya ketika memberi makan kucing liar di kampus ITB tahun lalu. Fenomena ini pun merambat ke kampus besar lainnya seperti Universitas Gadjah Mada, Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Akutansi Negara, Institut Teknologi Sepuluh November juga Universitas Hasanuddin. Semakin banyak kampus yang peduli dengan kucing liar.
BACA JUGA: Komunitas Gerakan Dolan, Jembatan Harapan Masyarakat Kecil
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Nurmagfirah Rafiuddin termotivasi untuk menginisiasi terbentuknya Komunitas Pecinta Kucing Unhas. “Manusia bukan hanya memanusiakan manusia saja, tetapi juga menghargai dan menyayangi ciptaan Tuhan yang lain,” prinsipnya.
Fira bercerita, sejak 2018 dia suka memotret kucing di Unhas. Hobi ini membawanya bergabung dalam grup khusus admin akun kucing kampus di seluruh Indonesia. Dari sinilah, ia mendapat ide untuk membuat komunitas dan gerakan peduli kucing liar Unhas. Perempuan kelahiran Pare-pare itu menuturkan, grup admin Instagram menjadi wadah untuk bertukar informasi, berdiskusi tentang program kerja dan berbagai kendala serta strategi dalam menjalankan komunitas.
Melalui akun Instagram @kucing.unhas, Fira bersama para anggota komunitas memberikan edukasi tentang pemeliharaan kucing melalui konten yang bertajuk Nekominfo. Tak hanya itu, juga ada penerimaan donasi berupa uang tunai, makanan basah dan kering untuk disalurkan ke kucing.
BACA JUGA: Sobat Bumi Makassar, Wadah Aspirasi Permasalahan Lingkungan
Dalam menjaga kelangsungan hidup kucing liar, dilakukan serangkaian program seperti Miaw Rescue. Program ini bertujuan menyelamatkan kucing yang terluka dengan cara dibawa ke klinik hewan. Selain itu, ada juga sterilisasi dan adopsi untuk mencegah populasi kucing liar yang berlebih di lingkungan kampus. Kegiatan lainnya ialah pendataan kucing di setiap fakultas. Data diperoleh melalui bantuan mahasiswa dengan cara mengirimkan foto kucing yang ada di fakultasnya masing-masing. Sayangnya, program ini harus tertunda karena situasi pandemi Covid-19.
Tidak hanya itu, juga ada kegiatan street feeding. Para anggota komunitas harus turun memberi makanan kucing yang berkeliaran di lingkungan kampus merah. Beda halnya waktu perkuliahan masih berjalan normal, kucing yang ada di kawasan Unhas umumnya memperoleh asupan makanan dari sisa yang ada di kantin atau yang diberikan oleh mahasiswa.
Menurut keterangan mahasiswa angkatan 2018 tersebut, kegiatan street feeding telah menjangkau kurang lebih 40 kucing liar di berbagai fakultas seperti Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Hukum, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Peternakan, Fakultas Pertanian, Fakultas Kehutanan serta Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikananan, kawasan Mata Kuliah Umum, Baruga A.P. Pettarani, PKM Centre, hingga rektorat.
Terlaksananya program dari komunitas kucing unhas ini tidak lepas dari peran relawan. Sebanyak 110 relawan terdiri dari mahasiswa dan alumni Unhas berhasil direkrut pada 21 Juli 2020. Relawan yang telah direkrut ini membantu komunitas dalam penyaluran makanan kucing.
BACA JUGA: The Lectors, Hidupkan Seni Musik di Kampus Merah
Fira mengatakan dalam menjalankan komunitas, ia tidak ingin disebut sebagai ketua. “Saya ingin kita semua yang ada dalam komunitas harus lebih dekat dan saling bahu membahu membangun komunitas tanpa istilah ketua dan jajaran,” ujarnya.
Saat resmi didirikan pada tanggal 27 September 2018, perempuan yang hobi melukis dan membaca itu mengungkapkan, komunitas pecinta kucing Unhas mendapatkan respon positif dari semua sivitas akademika Unhas. Berbagai masukan juga sering ia dapatkan dari mahasiswa lewat pesan Instagram sebagai bentuk dukungan agar komunitas kucing Unhas lebih baik lagi.
Dengan berdirinya komunitas, Fira berharap mahasiswa Unhas semakin peduli dan menyayangi kucing di lingkungan kampus. “Semoga kegiatan yang komunitas lakukan dapat mengajak serta mengedukasi banyak orang untuk tidak melakukan kekerasan terhadap hewan (animal abuse),” pungkasnya.
Anisa Luthfia Basri