Narasi kembali menyelenggarakan Playfest 2020 bekerjasama dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) sebagai campus partner. Kegiatan yang baru pertama kalinya digelar secara daring ini mempunyai tiga pilihan utama. Pilihan tersebut adalah Ideas, Art dan Entertainment yang semuanya disiarkan langsung melalui website resmi Playfest Narasi, Minggu (6/12).
Salah satu pembicara yang hadir dalam festival ini adalah Visual Jurnalis dan Ilustrator Majalah Tempo, Kendra Paramita. Kendra tampil pada bagian Ideas Area sesi conference.
Di awal kesempatannya, Kendra bercerita saat kali pertama ia terjun membuat sampul. Kala itu, tahun 2005 ia terpaksa membuat sampul secara otodidak karena seniornya yang berhalangan. “Saat itu saya sempat merasa gugup untuk mengerjakan sebuah pekerjaan di luar jobdesk yang dimiliki,” ujarnya.
Kendra tidak menyerah. Ia berusaha mencari hal yang bisa membuat dirinya nyaman dalam membuat ilustrasi. Dengan berani, ia mencoba menawarkan teknik tradisional yang menggunakan drawing pen dan watercolor. “Di awal-awal semua berjalan lancer karena tidak ada yang melarang atau pun yang memprotes karyanya,” jelasnya.
Namun lambat laun, karena tuntutan media, gaya tradisionalnya pun dianggap tidak relevan dengan dunia digital. Ia kemudian beralih ke digital painting yang menggunakan software design. Peralihan tersebut membuatnya belajar dari awal lagi. Meskipun begitu, menurut Kendra penggunaan digital painting lebih baik dan mudah. Karena pengerjaannya yang cepat dan mudah diganti jika harus direvisi.
Sebagai bukti kejagoanya dalam membuatn sampul, beberapa sampul majalah buatnnya berhasil mendapat penghargaan. Salah satunya sampul Majalah Tempo yang berjudul Sengkarut Jembatan Selat Sunda berhasil menjadi terbaik se-Asia versi World Association of Newspaper and News publisher (WAN-IFRA) di tahun 2013.
M121