Unit Kegiatan Himpunan (UKH) Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas mengadakan diskusi tematik melalui Zoom Meeting, Sabtu (13/02). Diskusi yang bertajuk “Menyoal Eksistensi Korean Wave di Indonesia” ini menghadirkan mahasiswi HI 2019, Rahdiyanti Mutiara Suci sebagai pemantik.
Pada kesempatannya, Mutiara menjelaskan sejarah Korean wave. Berkembangnya budaya itu dapat dilihat dari bagaimana dukungan pemerintah Korea Selatan untuk membuat tempat konser raksasa bagi para artis K-Pop.
“Era globalisasi juga membuat Korean wave bisa sampai ke Indonesia, bahkan Indonesia tercatat sebagai pasar terbesar dari Korea. Banyak K-Popers berasal dari Indonesia,” tambah Mutiara.
Ia juga menyampaikan, Korean wave yang tersebar di Indonesia sangat identik dengan musik, drama, variety show dan lain sebagainya. Korean wave tidak hanya mengidolakan sosok tertentu, tetapi budaya itu juga berimbas pada make up, fashion, tata bicara, makanan, sampai kulturnya.
“Kultur budaya Indonesia akan lebih terancam, karena orang-orang seringkali lebih membanggakan budaya Korea. Masuknya budaya Korea membuat orang-orang merasa standar kecantikan dan ketampanan diukur dari standar wajah Idolnya,” jelas Mutiara.
Di akhir pemaparan, Ratu menambahkan, nyatanya masyarakat Indonesia memiliki potensi yang bisa diasah untuk mengembangkan kultur Indonesia guna bisa bersaing dengan Korea. “Namun, sesuatu yang viral di Indonesia tidak seharusnya memberikan value yang negatif,” ujarnya.
M203