Pusat Unggulan Iptek – Pengembangan dan Pemanfaatan Rumput Laut (PUI-P2RL) Unhas menyelenggarakan Webinar Kajian Pengelolaan dan Pemanfaatan Rumput Laut yang Berprotein Tinggi Sebagai Implementasi SDGs. Webinar itu berlangsung melalui Zoom, Kamis (25/2).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Dosen Program Studi Bidudaya Perairan FIKP Unhas, Dr Ir Rustam MS, perwakilan Balai Riset dan Standarisasi Industri, Ambon, Ir Voulda D Loupatty MSi, perwakilan University of Sunshine Coast, Australia, Prof Dr Nicholas Paul, perwakilan Balai Budidaya Air Payau Takalar, Dr Lideman lSPi MSc, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Noer Kasanah, Apt MSi PhD.
Mengawali kegiatan, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kemitraan Unhas, Prof dr Muh Nasrum Massi, SpMK, PhD menyampaikan apresiasinya ke PUI-P2RL Unhas atas penyelenggaraan kegiatan.
“Saya berterima kasih khusus kepada Prof Bambang Setiadi selaku Ketua Dewan Riset Nasional atas dukungannya sehingga webinar dapat terlaksana. Beliau menghubungkan kita dengan Kalbe Farma, yang rencananya terlibat dalam proses riset dan hilirisasi produk rumput laut dari Unhas,” ujar Nasrum.
Adapun rumput laut saat ini menjadi satu dari sekian komoditas yang menarik perhatian. Apalagi, kandungan proteinnya penting untuk mendukung imunitas masyarakat dalam menghadapi ancaman Covid-19.
Selain itu, Unhas juga mengoptimalkan kualitas dan kuantitas dari segi publikasi dan inovasi. Tahun ini, sesuai arahan Rektor Unhas, tim inovasi diminta mengembangkan Science Techno Park Unhas.
“Kami akan melibatkan rumput laut sebagai inovasi dari hulu ke hilir, yakni riset hingga kerja sama dengan industri untuk produksi. Dengan adanya dukungan industri, Kalbe Farma, kami optimis gagasan ini dapat tercapai,” kata Nasrum.
Seusai pembukaan, Voulda melanjutkan perbincangan. Ia memaparkan manfaat rumput laut sebagai bahan makanan.
“Rumput lain sudah lama dimanfaatkan oleh bangsa Jepang dan China, baik sebagai makanan maupun obat-obatan. Di Indonesia, beberapa komunitas dan masyarakat juga telah lama mengkonsumsi rumput laut,” kata Voulda.
Lebih lanjut, rumput lain kini menjadi makanan favorit masyarakat perkotaan, terutama yang diolah menjadi makanan helai bernama “nori”. Makanan ini merupakan rumput laut yang dikeringkan dan diolah dalam bentuk helai tipis seperti daun.
“Produsen utama nori adalah Jepang, China, dan Korea Selatan, yang setiap tahun menghasilkan sekitar dua milyar lembar nori per tahun,” jelas Voulda.
Friskila Ningrum Yusuf