Yayasan EcoNusa mengadakan Sail to Campus Unhas bertemakan “Selamatkan Mangrove Terakhir Kota Makassar” melalui Zoom Meeting dan kanal Youtube EcoNusa TV, Kamis (25/2). Bincang tersebut menghadirkan Enviromental Impact Management Specialist Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Dr. Surono Parabang sebagai salah satu narasumber.
Dalam pemaparannya, Surono menjelaskan, wilayah pesisir merupakan peralihan antara lingkungan darat dan laut. Itulah mengapa, kawasan pesisir memiliki potensi luar biasa akibat tersedianya ekosistem pesisir.
“Mangrove yang berperan penting dalam pembangunan negara Mengingat peran dan potensi yang dapat dikembangkan dari kawasan mangrove, sangat penting dilakukan pembangunan untuk wilayah pesisir,” ujar Surono.
Akan tetapi, pesisir sebagai wilayah antara darat dan laut banyak mendapat tekanan baik dari kondisi lingkungan hingga penambahan penduduk. Hal ini memicu munculnya permasalahan serius, salah satunya adalah kerusakan mangrove.
Menurut Surono, degradasi ekosistem mangrove di Indonesia sudah dalam taraf menghawatirkan. Hal ini sangat menyedihkan bagi Indonesia yang dulu dikenal sebagai negara berlahan mangrove terbesar di dunia.
Menyadari hal tersebut, pemerintah Provinsi Susel telah mengeluarkan beberapa Peraturan Daerah (Perda) dalam rangka melestarikan wilayah pesisir, khusunya lahan mangrove. Salah satunya adalah Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil dalam Perda No.2 Tahun 2019 yang membahas mengenai strategi perlindungan kawasan mangrove.
Diantaranya terkait penanganan dampak lingkungan, peningkatan konservasi dan rehabilitasi, peningkatan kesadaran masyarakat, peningkatan pengetahuan konservasi melalui muatan lokal pendidikan formal, peningkatan dan pengembangan model konservasi berbasis masyarakat, dan peningkatan monitoring dan survailance berbasis masyarakat.
“Mangrove deforestrasi hingga 70%, kita tentu tidak boleh diam. Diharapkan dengan melihat hal ini, baik dari pemerintah, pengusaha, masyarakat, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dapat berkolaborasi melindungi magrove,” imbuh Surono.
Anisa Luthfia Basri