Wakil Rektor Bidang Akademik Unhas, Prof Dr Ir Muh Restu M P mengulas serangkaian adaptasi Unhas di tengah pandemi pada Seminar Nasional bertajuk “Arah Pengembangan Pendidikan Tinggi Pada Era New Normal”. Diinisiasi oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas, kegiatan tersebut berlangsung melalui Zoom dan live YouTube, Rabu (31/3).
Pada kesempatannya, Restu mengungkapkan, pemimpin Unhas membuat beberapa kebijakan dan mengeluarkan setidaknya kurang lebih sepuluh surat edaran. “Sudah setahun lebih kita berada dalam sistem pembelajaran daring akibat pandemi. Kondisi ini memaksa perguruan tinggi untuk beradaptasi,” ujarnya.
Guru Besar Fakultas Kehutanan Unhas ini menambahkan, terdapat beberapa kendala yang masih membutuhkan pendampingan, bahkan pelatihan secara bertahap. “Contoh perubahan besar akibat program daring terjadi pada bentuk substansial kuliah. Kegiatan belajar mengajar yang biasa dilakukan di kelas, kini bisa dilakukan dari rumah,” ungkap Restu.
Ia juga tak luput menjelaskan tantangan yang dihadapi dosen dan mahasiswa selama proses pembelajaran daring. Di antaranya keterbatasan sarana dan prasarana, akses internet yang terbatas, serta skill penguasaan teknologi yang masih kurang.
“Salah satu tantangan dunia pendidikan dalam adaptasi kebiasaan baru mencakup kurang siapnya penyediaan anggaran oleh pemerintah,” tegas Restu.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Unhas mengadopsi kebiasaan baru melalui sistem dan pelayanan akademik berbasis digital. Dengan tetap berpedoman pada visi dan misi Unhas, pembelajaran diharap menghasilkan sumber daya dan cendekia berkualitas yang diakui di dunia kerja.
“Adapun rencana kedepannya adalah bagaimana menciptakan proses pembelajaran blending, yakni mengkombinasikan proses belajar luring dengan daring, serta mengembangkan riset kolaboratif antar para dosen dan mahasiswa dari berbagai prodi dan fakultas,” papar Restu.
Menjelang akhir presentasi, ia berharap, rencana ini dapat terlaksana atas prinsip pendidikan tanpa melanggar protokol kesehatan. Lebih lanjut, seminar itu turut mengundang Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof Ir Nizam M SC IPM ASEAN Eng dan Guru Besar Universitas Persada Jakarta, Prof Dr H Anwar Arifin sebagai pembicara.
M201