Berkolaborasi dengan perangkat Desa Barana dan didukung oleh Komunitas Pemuda Pemudi Julukanayya, mahasiswa Fakultas Peternakan (Fapet) Unhas berdiskusi terkait potensi peternakan dan karakter masyarakat, Sabtu (3/4). Pada pelaksanaannya, diskusi tersebut dipimpin oleh Suratno dengan bimbingan Ilham Syarif SPt MSi.
Berlangsung di aula MTS Babul Khaerul, diskusi dihadiri oleh Guru Besar Fapet Unhas, Prof Dr Ir Sitti Nurani Sirajuddin SPt MSi IPU sebagai pembicara sekaligus fasilitator pada focus group discussion. Ia menegaskan, peternakan tidak menyusahkan baik pakan maupun tempat.
“Limbah pertanian Desa Barana ini justru bisa dijadikan pakan. Oleh karenanya, hal itu bukanlah hambatan,” ungkap Nuraini.
Lebih lanjut, Kepala Desa Barana Asril Bali S.E juga turut hadir memberikan gambaran umum terkait Desa Barana. Ia menyatakan, belum ada bimbingan yang intensif di desa hingga peternakan.
“Masyarakat butuh motivasi dan bimbingan terkait sapi, kambing,dan lainnya. Kalau bisa, tahun depan bukan sekedar 2-3 hari saja, supaya kami bisa memahami bagaimana manajemen pemeliharaan pada ternak” jelas Asril
Selama diskusi berlangsung, masyarakat menyampaikan harapan dan hambatan selama beternak. Salah satu warga, Sarifuddin menyebutkan, Desa Barana memiliki potensi meski masih perlunya bimbingan.
“Kami sudah berternak lama, tapi kami tidak tau bagaimana manajemen pemeliharaannya. Makanya kami harap dibimbing bagaimana caranya menggemukkan sapi dan bagaimana supaya tidak sakit,” ujar Sarifuddin.
Fapet Unhas mencanangkan Desa Barana sebagai desa binaan guna merealisasikan harapan masyarakat. Kegiatan lanjutan melalui pelatihan pengolahan limbah pertanian untuk pakan ternak yang akan dihadiri oleh penyuluh pertanian, BUMDes, dinas terkait, Babinsa, Bhabinkamtibmas, pendamping desa dan seluruh stakeholder Desa Barana.
Nurul Hikma