Sejak Covid-19 masuk di Indonesia tenaga medis bertaruh nyawa menjadi garda terdepan melawan virus ini. Dengan menghadapi risiko yang sangat tinggi demi sebuah pelayanan kemanusiaan.
Menjadi persoalan ketika keterbatasan daya tampung rumah sakit merawat pasien Covid-19. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menyulap Wisma Atlet Kemayoran menjadi Rumah Sakit Darurat.
Selain itu, membuka rekrutmen untuk tenaga medis. Salah satunya, Ade Syamsuryadi Azis, Alumnus Fakultas Keperawatan Unhas angkatan 2014. Dalam menjalankan tugas relawan tentunya mesti menjaga keselamatan diri sebelum melakukan penanganan pasien korona. Kalau mereka sakit dan terinfeksi, siapa lagi yang akan merawat pasien? Ade begitulah ia disapa berkesempatan berbagi cerita dalam merawat pasien. Simak wawancara khusus reporter identitas Unhas, Nur Alya Azzahra dengan Ade melalui telepon WhatsApp ,(01/02).
Bagaimana awal mula menjadi relawan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet?
Sebelumnya saya bertugas sebagai relawan pendamping di rekreasi duta Covid-19 di Makassar dan mendapatkan panggilan untuk menjadi relawan di Wisma Atlet Kemayoran dari Juli sampai sekarang.
Apa yang mendorong Anda menjadi relawan pasien Covid-19?
Kalau bukan kita siapa lagi. Kebutuhan tenaga kesehatan membuat saya terpanggil,dengan presensi Covid-19 yang semakin meningkat, saya pun tersentuh melihat kondisi terbatasnya tenaga medis. Ini juga menjadi tugas saya sebagai perawat.
Bagaimana respon keluarga Anda saat tahu menjadi relawan Covid-19?
Berhubung ini virus baru tentunya ada ketakutan sendiri, saya meyakinkan orang tua bahwa ini adalah profesi saya dan kebetulan ada kesempatan, mereka pun setuju dan mendukung penuh.
Apa tantangan yang Anda alami selama menjadi Relawan Covid-19?
Di tengah tanggung jawab membantu percepatan penanganan pandemi ini, juga dituntut untuk bisa menjaga diri agar tidak ikut terpapar Covid-19. Selama dinas memakai Alat Pelindung Diri (APD) dengan keadaan panas, namun waktu ke waktu sudah terbiasa. Tetapi saat pasien semakin bertambah apalagi jumlah tenaga kesehatan berbanding terbalik, dengan satu relawan menangani 50-60 pasien.
Apakah pernah dinyatakan positif Covid-19?
Saat saya bertugas di salah satu hotel yang dijadikan tempat karantina di Makassar. Saya dinyatakan positif Covid-19, saat terpapar langsung melakukan karantina. Seperti orang normal lainnya saat terkenah virus korona saya merasa takut, namun tidak menganggapnya sebagai beban dan yakin pasti sembuh. Dengan mengonsumsi obat, vitamin dan beristirahat beberapa hari sambil menunggu tes SWAB. Hal ini menjadi pengalaman dan teguran agar lebih berhati-hati dan waspada untuk tidak hanya fokus merawat pasien. Setelah pindah menjadi relawan di RSD wisma atlet, kami rutin PCR per bulan dan belum dinyatakan positif Covid-19, kesehatan terjaga terus di sini.
Bagaimana Anda menjaga kesehatan?
Untuk menjaga kesehatan, di wisma atlet menyediakan makanan rutin tiga kali sehari seperti mengonsumsi karbohidrat yang terdapat pada nasi, susu, kentang, roti, lauk pauk, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Selain itu, kami rajin olah raga dengan fasilitas yang tersediah misalnya futsal, bulu tangkis, volly, jogging track dan banyak lagi.
Tentunya sebagai perawat tetap mencuci tangan sebelum masuk ruangan. Sebagai salah satu cara efektif untuk mencegah penularan virus korona. Menjaga kebersihan diri, mengatur waktu tidur dengan sebaik-baiknya sehingga tubuh lebih bertenaga saat dinas, dan terpenting selalu berpikir positif, pikiran buruk membuat kita menjadi stres sehingga berdampak bagi kesehatan.
Menurut Anda bagaimana cara mengatasi virus ini?
Penyembuhan Covid-19 tergantung fisik dan mental pasien dan tidak bisa dipastikan jangka waktu sembuhnya. Dalam mengatasi virus ini diperlukan support system yang sangat membantu dalam mengatasi virus agar pasien tidak drop dan stres saat terpapar Covid-19.
Selain itu, pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia menyadarkan kita pada masa pandemi ini telah muncul pahlawan-pahlawan baru. Sebutan pahlawan layak kita berikan bagi para dokter, perawat, relawan, anggota TNI dan Polri, petugas mobil ambulans, petugas laboratorium, serta mereka semua yang mendukung penanganan Covid-19 dengan mengorbankan pemikiran, tenaga, dan waktunya.
Biodata :
Nama: Ade Syamsuryadi Azis Skep
Tempat Tanggal Lahir: Ujung pandang, 15 Januari 1996
Pekerjaan: Relawan Covid-19
Riwayat Pendidikan: S-1 Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin 2014
Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin 2018