Guru Besar Ekonomi Pertanian Universitas Lampung & IPB, Prof Dr Ir Bustanul Arifin MSc menghadiri Kuliah Tamu bertemakan “Pemulihan Ketahanan Hidup Masyarakat Miskin Pasca Covid-19”. Kegiatan yang diinisiasi oleh Prodi S3 Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas ini berlangsung melalui Zoom, Kamis (3/6).
Mengawali kegiatan, Bustanul mengatakan, dampak wabah Covid-19 menimbulkan kenaikan tingkat kemisikinan di Indonesia secara menyeluruh. Menurutnya, dampak tersebut diakibatkan berbagai faktor, salah satunya dari komoditas penentu garis kemiskinan.
“Salah satu komoditi makanan dengan persentase terbesar di pedesaan adalah beras dan rokok. Di mana rokok mampu mengalahkan daging ayam, mie, dan gula pasir” jelas Bustanul.
Ia mengatakan, krisis pangan di Indonesia berdampak pada Ekonomi Beras, yaitu produksi yang belum kembali ke semula. Perlunya regenerasi petani.
“Petani-petani muda ini dapat dijadikan sebagai andalan petani kini. Salah satu contohnya adalah Happytani dengan Suyadi sebagai founder. Ada juga Saung Sayur Sehat (S3) Farm dari Bogor yang menggunakan hidroponik sebagai media,” ucap Bustanul.
Guru Besar Ekonomi Pertanian ini bahkan menyampaikan, pandemi Covid-19 kini membawa berkah bagi petani hidroponik. Solusi yang diterapkan adalah penerapan sistem agribisnis yang bersifat lebih modern dan terpadu.
“Kami mengembangkan model Inclusive Closed Loop yang sebenarnya membayar. Namun, terdapat jaminan dari perusahan-perusahan pada petani sehingga menciptakan Closed Ecosystem,” ungkap Bustanul.
Ia melanjutkan, selain solusi yang dapat diterapkan, adanya digitilisasi di sektor pertanian. Petani dapat memanfaatkan transportasi online yang mengantarkan bahan pokok ke rumah masing-masing.
“Pertanian tidak hanya bantalan resesi ekonomi, tetapi berkah bagi petani yang berani berubah menggunakan teknologi,” tutup Bustanul.
M218