Departemen Ilmu Kesehatan Anak (DIKA) Fakultas Kedokteran (FK) Unhas menggelar webinar bertemakan “Peduli Kesehatan Anak di masa Pandemi” Kamis (22/7). Diselenggarakan melalui Zoom Meeting, kegiatan ini menghadirkan tiga orang pemateri.
Salah satunya, Muh Syawal Fitriadi AB SKed membahas kesulitan makan pada anak. Syawal menjelaskan, kesulitan itu merupakan kegagalan yang bersifat menetap pada anak untuk memperoleh sejumlah asupan makanan.
“Sulit makan juga menandakan ketidakmampuan anak untuk mengonsumsi sejumlah makanan yang diperlukan,” tambah Syawal.
Ia juga menjelaskan tiga penyebab utama anak sulit makan. Satu di antaranya ialah kelainan kebiasaan makan berupa pemberian distraksi saat makan pada anak.
“Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan. Sementara kelainan psikologis dan organik yang berasal dari gangguan kesehatan pada anak, contohnya ialah gigi berlubang,” lanjut Syawal.
Gangguan makan pada anak disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orang tua mengenai 4 aspek pemberian makan yang benar. “Keempat aspek tersebut ialah pemberian makan yang tepat waktu, kualitas dan kuantitas makanan, penyajian makanan yang higenis, serta pemberian makanan yang sesuai dengan pertumbuhan anak,” jelas Syawal.
Selain itu, gangguan pilih-pilih makanan. Jika anak seperti itu, orang tua perlu menyajikan makanan dalam porsi kecil dan variatif, menyajikan makanan di meja makan pada jarak yang terjangkau, dan mengajak anak makan bersama-sama dengan keluarga.
“Namun, apabila porsi makan yang sedikit, orang tua perlu meningkatkan nafsu makan dengan menciptakan rasa lapar. Caranya dengan memperhatikan densitas energi pada anak dan menerapkan feeding rules yang baik,” papar Syawal.
Menutup pembicaraan, Syawal menjelaskan mengenai dampak yang dapat terjadi apabila anak mengalami kesulitan makan. Pada jangka pendek, sistem pencernaan anak akan terganggu dan lebih lambat sehingga mudah konstipasi dan mengalami anemia.
“Sedangkan pada dampak jangka panjang, akan berdampak pada tumbuh kembang anak seperti undernutrion, malnutrion hingga stunting. Ia bahkan bisa mengalami masa pubertas yang terlambat,” tutup Syawal.
Azzahra Zainal