Fakultas Farmasi Unhas gelar Workshop Menulis Publikasi Ilmiah. Kegiatan ini mengundang Apt. Nurhasni Hasan PhD memberikan materi How to Write A Scientific Article? melalui Zoom Meeting, Jumat (12/11).
Menurut Hasni, tujuan dari penelitian itu ada tiga yakni memberikan pengetahuan baru kepada peneliti, menunjukan penelitian berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan, dan menginformasikan kepada publik tentang perkembangan ilmu pengetahuan.
Selain itu, Hasni juga menyampaikan faktor penting dari Kualitas Penulisan Ilmiah yakni Koherensi, Pengelolaan, dan Relevansi. Koherensi berkaitan dengan kesinambungan setiap bagian dan tidak adanya pengulangan informasi kecuali dibutuhkan. Pengelolaan berkaitan dengan struktur jurnal sehingga menempatkan bagian tepat di tempat yang tempat. Sedangka Relevansi berkaitan dengan mempertahankan kefokusan dari artikel ilmiah.
“There is no Ultimate Truth regarding how to write a paper,” ungkap Nurhasi Hasan mengutip dari Bjorn Gustavii.
Ia menjelaskan bahwa kebanyakan jurnal menggunakan format IMR&D (Introduction, Method, Result, and Discussion). “Saya lebih sering memberikan perhatian lebih pada Introduksi diikuti Kesimpulan, diskusi, hasil, dan metode,” jelas Hasni.
Lebih lanjut, Ia mengungkapan tahapan membuat publikasi ilmiah, yakni:
1. Menyiapkan gambar dan tabel dengan mengumpukan semua data menjadi tabel atau gambar disertai nomor dan caption karena merupakan data inti.
2. Menulis metode yang mendekskribsikan prosedur analisis.
3. Menulis hasil yang mempresentasikan temuan-temuan dari pengunaan metode-metode tertentu.
4. Menulis diskusi atau kesimpulan yang merupakan bagian interpretasi peneliti terhadap semua data, kritik atau pembenaran terhadap metode penelitian, menjawab kontribusi penelitian terhadap bidang tertentu.
5. Menulis pendahuluan yang mendiskribsikan pemecahan masalah yang terjadi.
“Saya menulis pendahuluan terakhir karena saya tidak ingin tidak ada informasi yang ketinggalan dalam pendahuluan yang merupakan hal yang penting dari penelitian,” ungkap Dosen Farmasi itu.
Muhammad Akram