Dalam rangka memperingati Bulan Bahasa dan Sastra, Departemen Sastra Indonesia Unhas menyelenggarakan Wicara Perkembangan Bahasa Indonesia dalam Perspektif Keilmuan di Aula Prof Mattulada FIB Unhas, Jumat (12/11).
Kegiatan bertema “Bahasa Indonesia sebagai Jati Diri Bangsa dan Alat Pengembangan Kebudayaan, Ilmu pengetahuan dan Teknologi” ini menghadirkan Akademisi Fakultas Hukum Unhas Prof Dr Anwar Borahima SH MH, Sekretaris Provinsi Sulawesi Selatan Dr H Abd Hayat Gani MSi, dan Akademisi Fakultas Kedokteran Unhas dr Muhammad Iqbal Basri MKes SpS sebagai narasumber.
Tiga penanggap ahli dari Departemen Sastra Indonesia, yakni Prof Dr H Muhammad Darwis MS, Prof Dr Tadjuddin Maknun SU, dan Prof Dr Lukman MS. Serta dua penanggap media, yakni Praktisi Media Audio Visual TVRI Sulsel, Dr Eddyman W Ferial MSi dan Praktisi Media Cetak Fajar, Basri SS MPd.
Anwar menjelaskan perundang-undangan, bidang pendidikan, dan bahasa Hukum di Indonesia harus sesuai kaidah Bahasa Indonesia.
“Memperhatikan penggunaan S-P-O-K (subjek, predikat, objek, keterangan) dan pemakaian tanda baca khususnya titik dan koma yang wajib ada dalam menulis karya ilmiah,” tambah Anwar.
Lebih lanjut, Iqbal menjelaskan tentang proses bahasa diproses di otak kiri, fungsi bahasa yang ekspresif dan resentif, seni berkomunikasi, dan Neuro Linguistic Program.
“Saat istilah kedokteran diterjemahkan, berhati-hatilah, jangan sampai ada terjemahan lain, gunakan pilihan kata yang tepat sehingga pasien dapat mengerti dengan baik,” ujar Iqbal.
Dalam sesinya, Lukman mengatakan di ruang publik masyarakat masih mengutamakan Bahasa Inggris daripada Bahasa Indonesia. “Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing,” tuturnya.
Andi Audia Faiza Nazli Irfan