Abrasi menjadi ancaman besar kondisi pesisir Desa Topejawa Kecamatan Mangarabombang Takalar. Menyadari hal tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Gelombang 107 Unhas, Andri Moh Wahyu Laode membuat infografis tentang bahaya dan mitigasi bencana abrasi. Pemasangan infografis dilakukan di Desa Topejawa, Senin (7/2).
Sebelumnya, Andri telah melakukan sosialisasi bertajuk “Seberapa Bahayakah Abrasi?” di Kantor Desa Topejawa, Senin (24/1). Kegiatan tersebut diikuti oleh 27 masyarakat, khususnya yang bermukim di daerah pesisir Desa Topejawa.
Dalam infografisnya, mahasiswa Program Studi Geofisika ini menjelaskan bahwa pada 2006 keliling garis pantai pesisir Desa Topejawa yakni 4.95 kilometer persegi. Sedangkan, pada 2020 keliling garis pantai berkurang akibat abrasi hingga tinggal 1.49 kilometer persegi.
“Mitigasi abrasi yang bisa dilakukan adalah pelestarian terumbu karang, pembuatan pemecah ombak, dan pelestarian terumbu karang,” ujar Andri.
Selain itu, Andri berharap pemasangan infografis dan sosialisasi dapat membuat masyarakat lebih peka terhadap kondisi daerah pesisir.
Sehubungan dengan hal tersebut, Sekretaris Desa Topejawa, Nurjayanti SPd sangat mengapresiasi program kerja yang dilakukan KKN Unhas. “Informasi tentang perubahan garis pantai yang disampaikan sangat membantu pemerintah desa terutama dalam pertimbangan kebijakan mitigasi abrasi kedepannya,” imbuhnya.
Anisa Luthfia Basri