Unit Kegiatan Mahasiswa Pusat Riset Mahasiswa (UKM Prisma) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (FISIP Unhas) melaksanakan kegiatan berupa Kelas Public Speaking melalui Zoom Meeting, Sabtu (12/02).
Kegiatan tersebut menghadirkan Trainer of Public Speaking and Self Development, Nur Jaya SPd MKp CPEC CPS CEHt sebagai narasumber terkait materi pengenalan dasar-dasar berbicara di depan umum.
Kegiatan ini merupakan penunjang keterampilan sebagai bentuk pewadahan bagi anggota Prisma FISIP Unhas agar dapat menambah pengetahuan dan kepercayaan diri partisipan jika dihadapkan pada kondisi yang membutuhkan untuk berbicara di depan umum. Diketahui bahwa selama kelas berlangsung partisipan sangat antusias mengikuti materi yang dipaparkan.
“Keterampilan berbicara di depan umum itu penting apalagi di masa pandemi ini, terlebih bagi seorang mahasiswa yang dituntut untuk terus bicara. Kunci dari berbicara di depan umum adalah kepercayaan diri, jika di saat kita melakukan sesuatu kesalahan, jadikan itu adalah sebuah motivasi untuk memperbaiki diri lagi” tutur Nur Jaya.
Selain itu, ia juga menambahkan bahwa terdapat kendala yang sering dihadapi orang saat akan berbicara di depan umum, yakni meliputi mental block internal (gugup, takut, tidak percaya diri, berkeringat, malu) dan mental block eksternal (banyak orang, menjumpai tempat dan orang baru). Tak hanya itu, Nur Jaya juga memberikan solusi untuk mengatasi mental block.
Dalam mengatasi mental block, diperlukan kemampuan dalam mengenal diri sendiri baik itu berupa kekurangan dan kelebihan diri. Lebih lanjut, diperlukan juga sikap positif dan terapi diri.
Setelah membahas perihal masalah dalam berbicara di depan umum, kemudian Nur Jaya memberikan metode yang dapat digunakan selagi berbicara umum dengan rasa percaya diri, yaitu memperhatikan aspek vocalazion (intonasi, artikulasi, kecepatan berbicara, jeda, dan semacamnya), memaksimalkan gestur (kontak mata, bahasa tubuh, dan mimik), dan melakukan smiling voice dengan mengakhiri pembicaraan dengan ekspresi senyum pada dua kalimat terakhir.
Ivana Febrianty