Bening indah netranya penuh akan tatap tulus nan cinta
Ada semesta di dalamnya,
dan harap yang tercurah
Ia berhak atas dunia
Ia berhak untuk merdeka
Merdeka atas sepanjang jalan yang penuh luka
Penuh dengan apa saja yang berhasil mengoyak hatinya,
lalu menumpahkan lautan pada mata malaikatnya
Aku bukan jawabannya
Aku miskin kemampuan
miskin akan semangat
Aku yang hidup di atas keraguan
tak pantas untuk ia yang hidup di atas luka penuh harapan
Ingin hilang rasanya
Harap-harap ada ‘aku’ yang lain untuknya
Tapi Tuhan tak bisa ditawar
Jawabannya tetap aku
Dia sangat yakin dengan pundakku
sangat yakin dengan langkah raguku
Aku hidup karena tak bisa mati
tidak untuk sekarang
Maafkan aku, Ibu
Maaf karena akulah jawaban atas harapanmu
Doakan saja, Bu
Agar aku mampu memerdekakanmu atas belenggu luka dunia
Penulis, Aulia Ayu Permatasari,
Mahasiswa Ilmu Hukum,
Fakultas Hukum Unhas,
Angkatan 2020.