Departemen Hubungan Internasional Universitas Hasanuddin (HI Unhas) mengadakan Kuliah Tamu bertemakan “Memperkuat Diplomasi Ekonomi dengan Seni Negosiasi” melalui Zoom Meeting, Kamis (19/5/2022).
Dipandu Dosen HI Unhas, Dr Husain Abdullah, Kuliah Tamu tersebut menghadirkan Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Singapura, YM Suryo Pratomo.
Dalam kesempatannya Suryo menjelaskan pentingnya diplomasi, terutama dalam hubungan ekonomi antara Indonesia dan Singapura.“ Namanya diplomasi itu bukan sekadar bicara persoalan politik dan hubungan antar negara. Diplomasi harus mengerucut pada manfaat ekonomi yang bisa dirasakan dalam hubungan kedua negara dan akhirnya sejauh mana memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat di negara itu,” kata Suryono.
Ia kemudian menjelaskan lebih jauh terkait berbagai kemajuan yang sudah diraih oleh Singapura dalam konteks hubungannya dengan Indonesia. Ia memandang Singapura sebagai pasar potensial bagi ekonomi Indonesia.
“Pertanian merupakan salah satu yang bisa kita andalkan karena Singapura tidak punya lahan tetapi membutuhkan pangan reguler setiap hari,” jelas Suryono.
Indonesia dan Singapura telah menjalin hubungan sejak lama. Kedua negara anggota ASEAN tersebut memiliki hubungan yang sangat penting, bahkan memiliki tiga platform tingkat kerjasama bilateral, yakni Leaders Retreat, Ministreal Meeting, dan Working Gorups.
Kendati begitu, ada pula hambatan yang kerap ditemui dalam hubungan antar kedua negara. Indonesia dan Singapura, seperti negara pada umumnya, sulit membangun kepercayaan dan keyakinan antar keduanya.
“Sebetulnya yang namanya kerja sama itu adalah win-win. Nah, seringkali kalau kita melihat Singapura berkembang dan mendapatkan manfaat selalu kita curiga mereka mengambil mafaat dari Indonesia,” kata Suryo.
Diakhir acara, Suryo mengungkapkan mengaku senang telah hadir dalam Kuliah Tamu yang diselenggarakan HI Unhas. Ia berharap Indonesia bisa jauh lebih maju dengan dorongan dari hasil pemikiran modern mahasiswa terutama menjelang 2045, di mana 100 tahun Indonesia merdeka.
Zidan Patrio