Ksei Fosei (Forum Studi Ekonomi Islam) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin dan FoSEI Sulawesi Selatan mengadakan kegiatan Focus Grup Discussion (FGD), di Aula FIS B FEB Unhas, Minggu (14/1).
Kegiatan ini mengangkat tema “Optimizing Socio-Techno Finance For Small Medium Entreprises Development”. Tema ini sengaja diangkat karena melihat besarnya potensi zakat di Indonesia tetapi tidak dapat dimanfaatkan dengan baik
“Setiap tahun ada tema unik di bahas, Untuk tahun ini melihat perkembangan UMKM yang menjadi basis ekonomi, salah satunya maka difokuskan untuk perkembangan UMKM. Karena sudah diketahui potensi zakat di Indonesia ini paling besar tetapi kenapa zakat, wakaf, infaq ini tidak dapat dimanfaatkan?” ujar salah satu panitia, Andri, kepada identitas, Minggu (14/1).
Dalam acara ini turut hadir beberapa Ksei yaitu Ksei Fosei unhas, Rumah Ekis Bone, Ksei sea IAIN Palopo, Fresh Umpar, Fens Stain Pare-pare, Foestiem Bongaya, Ksei Forkes UINAM dan Ksei ielc Al-azhar.
Kegiatan ini terbagi menjadi 4 agenda, acara pertama FGD, agenda ini Ksei yang hadir memaparkan paper yang dibawanya melalui presentasi. Dilanjutkan dengan diskusi, terdapat pula pelatihan audiensi, sosialisasi silabus nasional dan agenda Qurani.
Diskusi pertama dibuka oleh tuan rumah Ksei Fosei Unhas yang mengangkat tema “Integrated Regulatory Program (IRP)”. IRP ini berbasis techno finance. IRP merupakan gagasan untuk menjadikan bisnis Peer to Peer Lending (P2PL) menjadi alternatif sumber daya khususnya bagi pelaku usaha di sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Berfokus pada pengawasan dan perlindungan dana dari investor dan mengurangi resiko terjadinya kesalahan dalam investor
Dilanjutkan oleh persentasi Rumah Ekis Bone yang mengangkat tema “Peran Fintech Dalam Mengembangkan UMKM Yang Berbasis Local Wisdom”. Konsep ini mengangkat produk-produk lokal yang pada pengembangannya melibatkan pemerintah yaitu untuk pemberian akses, pembinaan dan perluasan pemasaran
Hampir sama dengan, Ksei sea IAIN Palopo juga mempresentasikan mengenai studi kasus yang bertemakan “Potensi Wakaf Tunai Dalam Pengembangan UMKM di kota Palopo”
Fresh Umpar juga mengangkat studi kasus untuk ia presentasikan dengan membawa tema “Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Agrobisnis (LKM-A) Pada Gapoktan Puap”, yaitu studi pada dinas pertanian dan peternakan pada kabupaten Pinrang. Dalam penyaluran dana dalam tema itu lebih ke prinsip syariah.
Sedangkan Fens Stain Pare-Pare memberikan tema “Optimalisasi Zakat Dalam Pengembangan UMKM Melalui Sistem Tusuk Sate”, tema ini sangat berbeda dari tema-tema sebelumnya, dengan cara memberikan dana kepada fakir dan miskin lalu membangun UMKM untuk mereka kelola sehingga mereka akan kembali memberikan zakat, proses ini akan berputar sehingga dapat membuat UMKM lainnya.
Hampir sama dengan tema-tema lainnya ksei forkes UINAM mengangkat tema “Pemberdayaan UMKM Dengan Wakaf Tunai ( Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan SI APIK Studi Kasus : Bank Sampah Mandiri Kreatif “
Dan ksei terakhir yang menampilkan presentasi selanjutnya yaitu ksei IELC al-azhar yang mengangkat tema “Penguatan Peran Crowdfunding Pada Lembaga Filantrofi Dalam Pengembangan Umum (Studi Kasus Dompet Dhuafa Sulsel)”,
Andri juga mengatakan ia berharap mahasiswa tidak hanya dapat berpikir kritis dan ilmiah tapi dapat menuangkan idenya dalam kehidupan sehari-hari
“Selain melatih berpikir secara kritis dan ilmiah, untuk itu bukan hanya adanya ide yang ada di sebuah kertas namun dapat di implementasikan,” ujar Andri, Minggu (14/1).
Reporter: Resky