Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam (UKM PA) Eldeweis Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin (FIB Unhas) menggelar Presentasi Akhir Ekspedisi Lingua dengan tema “Jelajah Karama Selam Jejak Rumpun Bahasa Austronesia di Tana Lotong,” Jumat (29/07).
Acara yang bertempat di Aula Prof Mattulada FIB Unhas ini dihadiri oleh dosen FIB serta para pengurus UKM Unhas.
Ekspedisi lingua merupakan tahapan pendidikan Eldewies, mulai dari pendidikan dasar, lanjutan, hingga ekspedisi. Pelaksanaan kegiatan berangkat dari kesadaran anggota Eldewies bahwa bahasa Indonesia dan bahasa daerah merupakan identitas kita sebagai seorang individu sehingga penting untuk dilestarikan.
“Selain itu, merujuk pada merdeka.com bahwa lebih dari 640 bahasa, sekitar 139 bahasa terancam punah di Indonesia dan 15 bahasa yang benar-benar telah mati. Hal ini terjadi di berbagai provinsi termasuk Sulawesi,” ungkap Siti Rahma Zakaria selaku Ketua Panitia Ekspedisi Lingua.
Manajemen ekspedisi lingua terbagi atas tiga tahapan, yakni tahapan kegiatan ekspedisi, observasi lapangan, dan pascapelaksanaan ekspedisi. Adapun objek dan lokasi penelitian, yaitu minor local language yang bertempat di Kecamatan Talumpang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Daerah ini dipilih karena dikenal sebagai situs neolitik tertua di Indonesia.
Dari segala tahapan yang dijalankan, panitia ekspedisi Eldewies mencapai tujuan, seperti pelestarian bahasa daerah di Kecamatan Talumpang, pengolahan data serta hasil wawancara pembagian peta persebaran bahasa.
Menindaklanjuti hasil penelitian, Siti Rahma berpesan kepada peserta untuk mengenal dan menghargai ragam bahasa serta melestarikannya.
Miftahul Janna