Akses penyandang disabilitas terhadap beberapa layanan masyarakat masih cenderung sulit. Menyadari hal itu, Partnership of Australian Indonesia Research (PAIR) yang dikoordinatori oleh Dosen Fakultas Teknik Unhas, Dr Eng Intan Sari Areni ST MT dan Monash University, Dr Misita Anwar. Kegiatan ini mewadahi Unhas dan Monash University untuk bekerjasama dalam melakukan penelitian. Penelitian ini menggandeng Fakultas Teknik dan Fakultas Keperawatan Unhas.
Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian yang juga melibatkan Dosen Fakultas Teknik Unhas lainnya, Dr Indrabayu ST MT MBus Sys dan Anugrayani Bustamin ST MT, serta Dosen Fakultas Keperawatan, Dr Kadek Ayu Erika SKep Ns M dan Nur Fadillah SKep MN itu mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan mengangkat tema “Inklusi Kesehatan Digital: Mendukung Akses Layanan Kesehatan Untuk Penyandang Disabilitas” pada Sabtu (20/8). Sebelumnya, kegiatan FGD serupa juga telah dilaksanakan di Makassar dan Gowa.
Kegiatan yang berlokasi di Hotel Grand Kalampa Takalar tersebut menghadirkan 10 penyandang disabilitas di Kabupaten Takalar. Peserta FGD yang hadir didominasi oleh tuna rungu.

Dalam wawancara, Indrabayu mengatakan bahwa tujuan dibuatnya kegiatan ini untuk mengetahui kebutuhan para penyandang disabilitas, sehingga aplikasi yang akan mereka buat bisa tepat sasaran dan berguna.
“Syarat suatu aplikasi itu baik adalah aplikasi tersebut user friendly dan tepat guna, sesuai dengan kebutuhan mereka di masa depan,” ucap Indrabayu.
Dosen Departemen Teknik Informatika itu juga menjelaskan tentang langkah-langkah yang akan mereka lakukan setelah FGD. Hasil FGD kemudian akan analisis dan disampaikan ke beberapa instansi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
“Saya harap hasil tersebut akan menjadi rekomendasi bagi pemerintah untuk melayani teman-teman disabilitas lebih baik,” harap Indrabayu di akhir wawancara.
Achmad Ghiffary M