Dalam rangka persiapan menuju Wold Class University (WCU), Universitas Hasanuddin (Unhas) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) Penyiapan Data The Times Higher Education (THE) Impact Rangking. Acara ini bertempat di Hotel Aston Makassar, Sabtu (1/10).
Turut hadir Sekretaris Universitas, Direktur Kemitraan, Direktur Sistem Informasi dan Transformasi Digital, Kepala Pusat Peningkatan Reputasi, Kepala Biro Komunikasi, Ketua dan Sekretaris Gugus Penjaminan Mutu dan Peningkatan Reputasi Fakultas, dan beberapa pejabat penting Unhas lainnya.
Mengawali pembahasan, Kepala Pusat Peningkatan Reputasi (KPPR), Prof Rohani memberikan pengantar mengenai penyiapan data THE Impact. Dalam presentasinya, ia memaparkan bobot nilai penelitian sebagai salah satu indikator penilaian THE Impact Rangking.
“Jadi untuk skor penelitian itu ada 27 persen dari 100 persen per SDGs. Nah, kalau dia overall berarti data untuk penelitian ini menyumbang 7 persen,” paparnya.
Ia menambahkan, evidence (bukti) menjadi salah satu kesulitan dalam proses penginputan data karena evidence ini juga akan dinilai dengan perhitungan.
“Jadi kita bisa dapat satu kalau evidence kita spesifik. Poin kita hanya 0,5 kalau evidence kita masih general. Kemudian nol kalau evidence yang dimasukkan tidak relevan sama sekali. Nah maksimum yang bisa kita dapatkan itu adalah 3 poin,” lanjut Rohani.
Lebih lanjut, data yang dibutuhkan untuk perangkingan saat ini adalah data 2021. Jika dihitung berdasarkan semester, data yang dimaksud adalah data semester genap 2020/2021 dan semester ganjil 2021/2022.
Menindaklajuti pernyataan KPPR, Direktur Sistem Informasi dan Transformasi Digital Unhas, Dr Ady Wahyudi Paundu merekomendasikan sitem informasi penginputan data dari setiap fakultas melalui aplikasi reward.
“Salah satu ide yang sempat terpikirkan bagaimana mengelompokkan publikasi dosen berdasarkan SDGs melalui aplikasi reward,” katanya.
Ia juga menambahkan pada aplikasi ini akan tersedia deksripsi dampak dari publikasi yang diinput. Dari aplikasi ini, Ady berharap institusi bisa memonitor kemajuan pemeringkatan sekaligus meningkatkan kemampuan institusi di tingkat internasional.
Miftahul Janna