Sebagai rangkaian EBSFAIR 2022, Unit Kegiatan Mahasiswa Radio Kampus EBS FM Unhas menyelenggarakan Media Talks dengan dua item kegiatan, yakni Seminar Pers bertajuk “Eksistensi Media Pers di Era Transformasi Digital” dan Radio Community Sharing bertajuk “Peluang dan Tantangan Radio di Era Digital,” bertempat di Auditorium Prof A Amiruddin FK Unhas, Sabtu (22/10).
Pada kesempatan itu, Kepala Redaksi Detik Sulsel, Noval Dhwinuari Antonyhadir sebagai salah satu narasumber. Ia membahas seputar media pers yang telah diatur oleh undang-undang RI Nomor 40 tahun 1999.
Noval menjelaskan wartawan adalah orang yang teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik serta memegang kode etik jurnalistik.
“Wartawan bagi saya adalah profesi yang memilih kita dan dunia kewartawanan adalah suatu profesi yang tidak kenal waktu,” ungkap Noval.
Lebih lanjut, Noval menjelaskan terkait media online yang menjadi ancaman media pers karena orang atau pemilik akun media sosial bisa mengkonfirmasi apa saja tanpa proses kerja jurnalistik. Media online melakukan kerja on progress yang dibangun dari layer ke layer sehingga nilai-nilai jurnalistik dikesampingkan.
Media pers hari ini ada di industri media yang mengejar profit. Selain itu, ada yang mengejar idealisme jurnalistik dan mendapat profit, tetapi ada juga yang harus meninggalkan idealisme jurnalistik untuk mengejar profit.
Lebih lanjut, ia juga menerangkan empat aspek media pers yaitu memberikan nilai tambah, verifikasi, peka, dan sosial. “Media mempunyai tanggung jawab sosial untuk menginformasikan apa yang benar-benar terjadi,” tutupnya.
A. Nursayyidatul Lutfiah