Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Pulau Samatellu Borong dan Samatellu Pedda di Kabupaten Pangkep, Sabtu (22/10).
Pengabdian ini berupa penyuluhan, pemeriksaan gigi anak-anak, dan penyaluran sembako serta paket pembersih gigi kepada warga pulau.
Bekerjasama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Laut Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dan Puslitbang Kesehatan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unhas.
Rangkaian kegiatan pengabdian ini diawali pemeriksaan gigi terhadap anak SD juga pembagian paket pembersih gigi anak, kemudian Penyaluran Paket Sembako berupa beras, dilanjutkan dengan penyuluhan pengelolaan cemaran sampah plastik di pulau juga kegiatan kerja bakti di pantai.
Ketua Departemen (Kadep) Ilmu Kelautan, Dr Khairul Amri ST MSi dalam sambutannya menyampaikan, Pulau-pulau di desa ini akan dijadikan sebagai Desa Binaan sehingga kegiatan pengabdian nantinya akan digelar secara berkala.
“Pulau-pulau di Samatellu ini rencananya akan menjadi Pulau Binaan karena kami melihat pulau-pulau ini belum banyak disentuh, aktivitas keseharian masyarakat nelayan masih banyak berinteraksi dan memanfaatkan sumber dayanya secara tradisional,” jelas Khairul.
Dengan model Desa Binaan akan lebih mudah diukur hasil intervensi aktivitas perguruan tinggi ke masyarakat dibandingkan pengabdian yang dilakukan insidentil dan berpindah-pindah.
“Nantinya kita bisa mengukur peningkatan pengetahuan, kapasitas, dan tingkat kesadaran masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya lautnya,” ungkap Kadep Ilmu Kelautan itu.
Kapuslitbang Laut Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Unhas, Prof DR Nurjannah Nurdin MSi menyambut baik keinginan Departemen Ilmu Kelautan FIKP secara bersama-sama melakukan pengabdian desa binaan di Pulau Samatellu.
“Saya kira ini adalah adalah suatu hal yang positif kita bisa berkontribusi nyata kepada masyarakat kecil di pulau-pulau yang belum banyak disentuh. Apalagi jika kita secara bersama-sama ingin menjadikan pulau-pulau ini sebagai Desa Binaan,” jelasnya.
Ketua tim Puslitbang kesehatan drg Nirwana Dachlan, menilai pemberian paket pembersih gigi kepada anak-anak di Pulau Samatellu Borong sangat tepat. “Hampir semua anak yang kami periksa giginya tadi mengalami kerusakan. Paling banyak adalah karies gigi, banyak yang lebih 50 persen giginya sudah karies,” ujarnya.
Menurut Nirwana, penyebab hal itu karena kurangnya perhatian terhadap kebersihan gigi, untuk solusinya peranan orang tua sangat penting dalam memberikan perhatian terhadap kebersihan gigi anaknya.
Dalam kesempatannya, Kepala Desa Mattirowalie Kecamatan Tupabbiring Utara Kabupaten Pangkep, Nursyam SE menyambut baik keinginan Departemen Ilmu Kelautan Unhas jika ingin menjadikan lokasinya sebagai desa binaan.
“Kami berterima kasih karena ingin menjadikan Desa Mattirowalie sebagai desa binaan. Desa kami memang masih jarang disentuh dari perguruan tinggi,” jelas Nursyam.
Lebih lanjut, Nursyam mengungkapkan Desa Mattirowalie terdapat empat pulau, yaitu Pulau Samatellu Lompo (sekitar 600 jiwa), Pulau Samatellu Borong (sekitar 46 KK), Samatellu Pedda (13 KK), dan Pulau Salebbo (sekitar 300 jiwa).
“Keempat pulau ini berbeda-beda fokus mata pencahariannya. Pulau Samatellu Lompo penghasil ikan teri dan tenggiri, Samatellu Borong dan Samatellu Pedda penghasil kepiting rajungan dan ikan katamba, Salebbo penghasil cumi dan kerapu sunu,” ungkap Nursyam.
Alya