Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) Fakultas Teknik (FT) Universitas Hasanuddin (Unhas), menggelar Seminar Internasional dengan topik “IKN Nusantara : A Journey to Build Safe, Resilient, and Liveable Capital City.” Seminar dilaksanakan di Lecture Theatre Room, Gedung Centre of Scientific Activities, FT Unhas, Jumat (14/07).
Kegiatan ini menghadirkan pembicara dari Asisten Profesor di Bidang Teknik Sumber Daya Air dan Direktur Pusat Penelitian Teknik Sungai dan Drainase Perkotaan Universiti Sains Malaysia, Assoc Prof Dr Mohd Remy Rozainy Mohd Arif Zainol.
Di awal pemaparannya, Rozainy menjelaskan mengenai Sistem Drainase Bio-Ecological yang ramah lingkungan. “Ini adalah konsep yang berhubungan dengan materi yang akan kita bahas yaitu Kota Spons,” ucap Prof Rozainy.
Konsep Kota Spons terinspirasi dari manajemen aliran air yang telah diperkenalkan di skala internasional seperti Amerika, Inggris Raya, dan Selandia Baru. Kota Spons adalah kota yang dapat menahan air agar tidak langsung melimpas ke saluran drainase serta mampu meningkatkan peresapan air ke dalam tanah.
Rozainy dalam kesempatannya juga menerangkan beberapa poin penting untuk mengimplementasikan Kota Spons, di antaranya memperhatikan konsep sumber daya air berkelanjutan, desain perkotaan yang peka terhadap air, serta sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan.
Konsep Kota Spons menjadi topik penting diperbincangkan karena menjadi salah satu konsep yang akan diimplementasikan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Rozainy lalu menjelaskan pemindahan ibu kota ke Kalimantan tidak terlepas dari kondisi Jakarta yang hampir tenggelam. “Kondisi Jakarta yang tidak memiliki pengelolaan manajemen air yang baik tentunya menjadi alasan kenapa ibu kota dipindahkan ke Kalimantan dan salah satu konsep yang ingin diusung oleh ibu kota baru adalah implementasi Kota Spons,” ucap Prof Rozainy.
Menutup presentasi, Rozainy mengingatkan pentingnya peran pemerintah dalam mewujudkan konsep Kota Spons. “Hal terpenting tidak hanya tentang uang, tetapi juga tentang stabilnya politik dalam suatu negara,” pungkasnya.
Alfarysi Dwi Putra