Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar Wallacea Science Symposium bertema “Celebrating the Wallacea’s Diversity and Endemicity on Land and Sea,” Kegiatan ini diadakan di Hotel Unhas, Senin (14/08).
Dipandu oleh Dr Pri Utami, simposium ini menghadirkan Ahli Biologis Institute Pertanian Bogor (IPB), Dr Berry Juliandi sebagai narasumber.
Pada kesempatannya, Berry memaparkan materi terkait sains untuk keanekaragaman hayati di Indonesia. Ia menyampaikan beberapa isu-isu strategis urgensi keanekaragaman hayati, salah satunya pengetahuan.
“Pengetahuan yang memadai tentang keanekaragaman hayati Indonesia penting untuk mendorong ekonomi berbasis pengetahuan,” ucapnya.
Ahli biologi IPB itu juga mengatakan, realisasi manfaat potensial akan sangat baik jika dioptimalkan. Oleh karena itu, para ilmuwan harus mengetahui cara mengelola dan memanfaatkan penggunaan teknologi sains ini.
Terkait penggunaan teknologi dalam keanekaragaman hayati, Berry menyebutkan penting untuk memiliki big data, mencakup large scale data collection, data modeling, artificial intelligence dan citizen science.
“Kita juga menempatkan pendidikan terkait keanekaragaman hayati melalui citizen science,” tutur Berry.
Pengembangan pengetahuan dan teknologi keanekaragaman hayati di Indonesia dapat dilakukan dengan memahami karakteristiknya. Dengan demikian menurut Berry, perlu penelitian lebih lanjut, observasi, dan modeling.
“Pengembangan pengetahuan ini juga dapat dilakukan dengan meningkatkan pemahaman tentang keseimbangan ekosistem untuk melindungi spesies endemik dan terancam punah secara berkelanjutan,” tutupnya
Jum Nabillah