Universitas Hasanuddin bersama Akademisi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) mengadakan pertemuan bertajuk Celebrating the Wallacea’s Divesity and Endemicity on Land and Sea di Ballroom Unhas Hotel and Convention, Senin (14/8).
Kegiatan bertema “The Human and Planet’s Co-inhabitants” ini mengundang Dosen Unhas, Prof dr Syafruddin PhD dan Prof Dr Muhammad Alif K. Sahide SHut MSi. Turut hadir pula akademisi dari Griffith University Australia, Prof Adam Brumm dan Guru Besar Institut Teknologi Bandung, Prof Djoko T Iskandar.
Pada kesempatannya, Prof Syafruddin menjelaskan tentang kondisi hutan di kawasan Wallacea yang rentan menimbulkan penyakit malaria. Ia menuturkan, adanya penyakit ini justru sangat membantu ekspedisi para saintifik dalam menemukan teori evolusi.
Selain itu, ia juga menambahkan seputar transmisi penyakit malaria yang tidak langsung menjangkit ke manusia. “Malaria tidak langsung ditransmisikan melalui manusia, melainkan ke orang utan dulu lalu ditransmisikan kepada manusia,” ungkanya.
Di akhir pemaparan, Prof Syafruddin menyampaikan keinginannya untuk meningkatkan konservasi dalam keanekaragaman hayati.
“Setelah melihat dari ekspedisi Wallacea, saya ingin meningkatkan konservasi pada keanekaragaman hayati, berteman dengan kolega-koleganya guna menciptakan keanekaragaman hayati yang lebih baik,” pungkasnya.
Muh Anugrah Rahman