Perubahan nama rupanya tak hanya terjadi pada seorang manusia. Tahukah kamu? Hampir di seluruh fakultas Perguruan Tinggi Negeri Indonesia mengalami perubahan nama. Tak terkecuali pada fakultas lingkup Sosial dan Humaniora (Soshum) Universitas Hasanuddin (Unhas). Di antaranya, Fakultas Hukum (FH), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Ilmu Budaya (FIB), serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
FH, FISIP, FIB, dan FEB sendiri merupakan hasil dari pergantian nama fakultas terdahulu. Mulanya keempat jurusan itu tidak bernama demikian. Perombakan nama terhadap beberapa fakultas tentu dipertanyakan alasannya. Mengapa mesti berubah? Apa penyebabnya?
Fakultas Hukum (FH)
Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat. Begitulah julukan awal mulanya fakultas tersebut per 30 Januari 1952. Disaat tak lagi menjadi cabang Universitas Indonesia bagian Makassar pada 3 Maret 1952, nama fakultas itu diubah atau dipersingkat menjadi Fakultas Hukum (FH). FH sendiri merupakan salah satu cikal bakal diresmikannya Universitas Hasanuddin 9 September 1956.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Perubahan-perubahan yang terjadi telah tercatat sebagai sebuah sejarah. Sebagaimana yang terdapat dalam berita identitas edisi akhir Januari 1989, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dulunya dikenal sebagai Fakultas Sosial dan Politik (Sospol). Nama tersebut digunakan sejak didirikannya 1 Februari 1961 (SK Menteri PPK RI No.A.4692/LU 5/1961, tanggal 30 Januari 1961).
Sebelum penamaannya, fakultas ini berasal dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Tata Praja. Pimpinannya pun berusaha dalam proses status swasta menjadi negeri. Bersama dengan proses perencanaan peleburannya ke Universitas Hasanuddin, nama fakultas tersebut diubah menjadi Fakultas Ilmu Sosial Politik.
Mengikut pada perubahan struktur Unhas yang diberlakukan sesuai Surat Keputusan (SK) Pemerintah No. 5 Tahun 1980 dan KEPRES. No: 62/1982 per 1 Januari 1983 lalu, program Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial yang pernah bersumber dari Fakultas Ilmu Sosial Politik dikembangkan dalam satu fakultas dengan nama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Fakultas Ilmu Budaya (FIB)
Disusul oleh pergantian nama fakultas lainnya, sesuai berita identitas edisi awal Maret 2012. Di awal perubahannya, Fakultas Sastra (FS) yang kini dikenal sebagai Fakultas Ilmu Budaya (FIB) itu sempat dipertanyakan alasan perubahannya oleh sivitas akademika khususnya mahasiswa FIB. Soren, mahasiswa dari Jurusan Sastra Indonesia kala itu mengatakan, tidak mengetahui alasan mengapa nama fakultas yang dulunya FS kemudian berubah menjadi FIB.
Dilansir dari website resmi FIB Unhas, Sejak 2010, FS mulai dijuluki dengan sebutan FIB. Pergantian nama fakultas didasari oleh upaya mentransformasi agar ranah keilmuan yang dipelajari menjadi lebih luas guna menggali dan mengkaji nilai-nilai budaya dan mentransformasikannya menjadi spirit pembangunan bangsa, membina dan mengembangkan pendidikan ilmu pengetahuan budaya yang dapat menyangga pendidikan nasional, serta menghasilkan lulusan yang berkemampuan akademik dan profesional dalam menangani berbagai masalah kebudayaan.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)
Sebagaimana ketiga fakultas yang sebelumnya telah dibahas, perubahan terakhir terjadi pada fakultas tertua di Universitas Hasanuddin. Fakultas Ekonomi (FE) di penghujung 2011 resmi bergelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
Lanjutan sumber berita identitas edisi awal Maret 2012 menuliskan, tak jauh berbeda dengan FIB, mahasiswa pun belum mendapatkan alasan yang jelas mengenai pergantian nama tersebut. “Terkait dengan perubahan nama fakultas, saya tidak dapat berkomentar banyak, sebab belum ada penggambaran yang jelas mengenai hal itu,” imbuh Usman Saleh La Ede selaku Ketua Senat FEB pada masanya.
Perubahan nama yang akan diberlakukan ternyata sempat disinggung oleh Dekan Fakultas Ekonomi usai rapat senat 2010 lalu. Rapat yang dihadiri para dosen dari Fakultas Ekonomi itu melahirkan nomenklatur tentang perubahan nama fakultas dan telah ditembuskan ke rektor. Pada penghujung 2011, fakultas tersebut resmi disebut FEB. Menyusul Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang lebih dahulu mengalami perubahan menjadi FEB.
Mempertanyakan keputusan pihak terkait perombakan nama pada beberapa fakultas memang perlu dan wajar. Namun, sebagaimana alasan universitas-universitas lain, pergantian nama tersebut dilatarbelakangi oleh perubahan yang semakin dinamis yang menuntut persaingan baik di tingkat nasional maupun internasional. Sehingga terlebih dahulu diperlukan pembenahan dengan cara yang demikian.
Penetapan-penetapan yang terjadi diberlakukan demi perbaikan universitas itu sendiri. Setuju tak setuju, bisa saja di masa mendatang akan terjadi lagi perombakan nama. Oleh karenanya, mahasiswa hingga sivitas akademika diharapkan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Iftita Aspar