Proses pemungutan suara untuk lima bakal calon telah dilakukan dan menghasilkan tiga calon yang akan bersaing ke tahap selanjutnya. Dengan perolehan suara tertinggi di raih oleh Prof Dwia Aries Tina MA yakni 79 dari 82 total suara.
Lantas bagaimana komentar para dosen Unhas akan hasil ini?
Salah seorang guru besar FISIP Unhas menyampaikan raihan ini menunjukkan kinerja Dwia selama menjabat Rektor Unhas dari 2014 hingga 2018.
“Tidak ada masalah. Artinya Prof Dwia selama ini tidak berbuat sesuatu yang tidak menguntungkan Unhas,” ucap Prof Deddy Tikson Ph.D selaku dosen Fisip Unhas, Rabu (24/1).
Selain itu, lanjut Deddy bahwa Prof Dwia Aries Tina P. MA, adalah rektor pertama sejak Unhas berstatus PTN-BH. Ia mengakui bahwa Prof Dwia mampu membawa PTN-BH secara benar pada periodenya sesuai dengan perencanaannya. Mampu mempertahankan akreditasi A, prestasi- prestasi akademik, dan publikasi yang baik juga membuat Deddy yakin terhadap Dwia.
“Tidak ada pesaingnya, Prof Dwia sudah kelihatan kinerjanya dan belum ada calon baru yang bisa gantikan,” katanya.
Hal yang sama disampaikan dosen Fakultas Ilmu Budaya, Gusnawati. Ia menyamoaikan keyakinan akan terpilihnya Dwia sebagai Rektor Unhas periode 2018-2022.
“Saya sangat optimis bahwa Prof Dwia bisa lolos lagi karena kalau dilihat dari kinerjanya, Prof Dwia sudah faktual dan kontekstual,” ucap Gusnawati, dosen Fakultas Ilmu Budaya.
Selain Dwia, dua pesaingnya yakni Prof Muhammad Ramli dan Prof Abrar lolos menjadi calon rektor. Mereka akan bersaing pada bulan Maret nanti.
Prof Deddy mengatakan bahwa dari pemaparan visi misi bakal calon, nomor empat tampil sudah cukup bagus dengan uraian visi misi yang betul- betul sesuai dengan RPJP.
“Paling bagus nomor empat (Dr Ir Ramli), jadi pantas Ia dapat urutan dua,” tutur Prof Deddy.
Ia berharap jika Prof Dwia bisa menjadi rektor kembali, dapat lebih baik dari sebelumnya.
“MWA tidak lepas dari suara terbanyak, dan di MWA pasti menang, pasti dapat dia (Dwia)” tutupnya.
Reporter: Nurmala