Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pandu Alam Lingkungan (PAL) Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan Seminar Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim di Aula Baharuddin Lopa Fakultas Hukum Unhas, Sabtu (14/10).
Kegiatan menghadirkan Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim (Balai PPI) Wilayah Sulawesi, Beny Ahadian Noor SHut sebagai pembicara dengan materi “Strategi Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Sektor Kehutanan.”
Di hadapan peserta, Beny mengatakan permasalahan perubahan iklim disebabkan karena kenaikan suhu, perubahan pola curah hujan, dan peningkatan tinggi permukaan air laut.
“Permasalahan perubahan iklim memberi ancaman tersendiri bagi kehidupan, misalnya masalah produktivitas produksi pangan, masalah bencana alam, dan risiko kesehatan,” tuturnya.
Beberapa dampak perubahan iklim, di antaranya kepunahan spesies, kerusakan habitat, produktivitas lahan menurun, kualitas air berkurang, kebakaran lahan, dan tenggelamnya pulau-pulau kecil.
Dalam meraih visi kemerdekaan Indonesia emas, Beny menyebut perlu pondasi yang kuat terkait perlindungan lingkungan dan iklim.
“Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan kolaborasi dari semua pihak dari lintas generasi untuk memikirkan solusinya,” jelasnya.
Ia beranggapan bahwa Indonesia memerlukan perencanaan Indonesia’s Forest and Other Land Uses (FOLU) Net Sink 2030. Salah satu tujuan dari Folu Net Sink 2030 adalah peningkatan sekuestrasi karbon dan kualitas carbon storage yang sudah ada.
Di akhir pemaparan, Beny menekankan perencanaan FOLU harus berbasis wilayah geografis dan budaya. “Hal ini karena setiap wilayah memiliki karakter biofisik spesifik tersendiri, misalnya Sulawesi Selatan yang merupakan wilayah spesifik Wallacea,” pungkasnya.
Ni Made Dwi Jayanti