Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan Sosialisasi dan Edukasi dengan tema “Krisis Etika Politik Dalam Dinamika Demokrasi di Indonesia”. Kegiatan ini berlangsung di Aula Prof. Syukur Abdullah FISIP Unhas, Rabu (28/02).
Sosialisasi dan Edukasi ini menghadirkan salah satu Pengamat Politik, Endang Sari SIP MSi, sebagai narasumber. Ia mengatakan bahwa sekarang ini proses pemilu dan rekapitulasi data masih berjalan, dan tahapan masih panjang serta pengawasan masih sangat dibutuhkan termasuk dalam hal dinamikanya.
“Ketika kita berbicara soal politik, maka teori itu akan banyak sekali menjelaskan bahwa politik itu adalah soal siapa, apa, kapan, dan bagaimana,” ucapnya.
Endang mengutip seorang filsuf terkenal, Aristoteles, bahwa bahwa politik itu bukan untuk kepentingan pribadi saja tetapi ruang untuk mewujudkan kebaikan bersama.
“Kita memahami politik adalah strategi, soal kebijakan, distirbusi nilai alokasi sumber daya, dan politik yaitu seni untuk mendapatkan kekuasaan menjalankan pemerintahan,” ujarnya.
Pengamat Politik itu juga mengatakan bahwa definisi politik itu bukanlah permainan pemerintahan yang kotor. Politik itu akan sangat sempit Ketika kita memaknai bahwa hal itu hanya ajang untuk mendapatkan kekuasaan.
Disamping itu, Endang juga sedikit menyinggung soal esensi dari kata demokrasi selalu berkaitan dengan kata kesetaraan, keadilan, serta persamaan. Hal inilah yang menjadi pegangan bagi siapa pun yang hidup di negara demokrasi, seperti Indonesia.
“Kita yang ada di sini, berproses di dalamnya maka segala posisi publik harus memperhatikan tiga hal tersebut, berikan ruang sama, posisi setara, kemudian memberikan kesempatan seadil mungkin bagi siapapun yang ini mengakses posisi publik itu,” tuturnya.
Nurul Sapna SL