Himpunan Mahasiswa Awardee Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (Hima LPDP) Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan webinar bertajuk Knowledge Sharing of Scopus Publication melalui Zoom Meeting, Sabtu (02/03).
Kegiatan ini menghadirkan apoteker sekaligus penerima beasiswa PK-190 LPDP, Syamsuri Syakri SFarm MSi sebagai pembicara yang membawakan materi berjudul “Identifikasi Publikasi yang Berkualitas.”
Pada kesempatannya, Syamsuri menyebutkan bahwa salah satu persyaratan untuk menyelesaikan jenjang pendidikan S2 dan S3 adalah dengan menerbitkan jurnal yang terindeks Scopus, baik dalam kategori Q1 maupun Q2. “Jurnal yang terindeks Scopus berarti memiliki reputasi yang bagus,” tegasnya.
Pada kesempatannya, Syamsuri juga memberikan beberapa tips yang bisa dilakukan agar jurnal dapat terindeks Scopus. Hal yang perlu dilakukan adalah menyesuaikan bidang keilmuan dan topik penelitian pada jurnal. Selanjutnya, perlu untuk menghindari penerbitan jurnal pada jurnal predator.
“Jurnal predator itu jurnal yang reputasinya belum jelas dan mudah untuk melakukan publish tanpa pemeriksaan lebih lanjut. Sebaiknya, pilih yang melakukan pengecekan atau review sebelum diajukan ke jurnal ilmiah.”
Lebih lanjut, Syamsuri menekankan agar jurnal dapat tembus di tingkat internasional, maka plagiarisme pada artikel sitasi haruslah rendah. Terdapat banyak aplikasi yang bisa digunakan untuk menekan presentasi plagiarisme.
“Salah satunya bisa menggunakan Quillbot. Proses meliputi tahapan translate dari Indonesia ke Inggris, diparafrase, pengecekan grammar, lalu diturnitin kembali,” jelasnya.
Di akhir pembahasannya, Syamsuri juga mengulas terkait berkas-berkas yang perlu disiapkan untuk melakukan publikasi. Adapun berkas-berkas yang dimaksud yakni artikel penulis, certificate of conflict of interest, dan hasil turnitin.
“Certificate of conflict of interest itu bisa didapatkan di website yang digunakan, sedangkan untuk hasil turnitin itu maksimal 19 persen,” pungkasnya.
Ni Made Dwi Jayanti