Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di masa kini mengalami kemajuan pesat dan mengubah cara berinteraksi. Berawal dari internet yang membuka akses informasi yang tak terbatas, hingga perangkat mobile yang membuat kita senatiasa terhubung di manapun dan kapanpun. Semakin canggihnya aplikasi dan sistem teknologi informasi tidak hanya memduahkan komunikasi, tetapi juga membuka pintu bagi inovasi baru di berbagai bidang.
Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang selalu mengedepankan inovasi dan teknologi, Universitas Hasanuddin (Unhas) telah lama aktif dalam menerapkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memudahkan civitas academica mendapatkan informasi dengan cepat.
Saat ini, Unhas menyediakan beberapa portal yang dapat digunakan untuk mengakses informasi akademik. Di antaranya adalah Neosia, yang membantu memfasilitasi berbagai aktivitas akademik seperti akses Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), belanja Kartu Rencana Studi (KRS), mengunduh Kartu Hasil Studi (KHS), melihat transkrip nilai, bahkan mengakses kalender akademik Unhas. Selain Neosia, terdapat juga Sikola yang digunakan untuk mendukung dan meningkatkan proses belajar mengajar dalam lingkup mahasiswa Unhas.
Membaca kembali lembaran berita identitas edisi awal April 2005, pada 2004 lalu Unhas bekerja sama secara resmi dengan PT Telkomsel. Momentum itu menjadikan Unhas sebagai universitas pertama di Kawasan Indonesia Timur yang memberikan layanan Short Message Service (SMS) Kampus.
Sebelumnya layanan ini sudah lebih dulu diberlakukan oleh beberapa universitas lain, yakni Universitas Trisakti, Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, STMIK Palembang, dan Universitas Sriwijaya.
Layanan SMS Kampus ini memungkinkan seluruh civitas academica dapat mengakses berbagai informasi kampus, mulai dari IPK mahasiswa, jadwal kuliah, jadwal ujian tengah semester, jadwal ujian akhir semester, data mahasiswa dan dosen, bahkan informasi gaji pegawai dapat diakses dengan cepat, tepat, dan praktis hanya dengan mengirim pesan ke nomor 7890.
Sistem yang digunakan dalam SMS Kampus ini adalah auto reply message atau pull, dimana informasi diberikan berdasarkan permintaan pelanggan. Maka dari itu biaya dibebankan kepada pelanggan itu sendiri. Ketika meminta informasi, secara otomatis pulsa pengguna prabayar akan berkurang tiga ratus lima puluh rupiah dan ketika menerima informasi pulsa juga akan terpotong sebanyak lima ratus rupiah.
Berbeda dengan pengguna pascabayar, tarif yang diberikan untuk meminta informasi sebesar dua ratus lima puluh rupiah. Selain untuk memudahkan akses informasi mahasiswa juga bisa memanfaatkan layanan ini untuk menyampaikan aspirasinya kepada kampus.
Sayangnya, layanan SMS kampus ini hanya bisa diakses oleh pengguna kalangan menengah ke atas, mengingat biaya yang dikenakan untuk sekali akses cukup mahal dan pada saat itu tidak semua civitas academica memiliki ponsel.
Selang beberapa bulan penggunaan, berbagai kendala layanan SMS kampus ini ditemukan yakni informasi yang diberikan tak lengkap dan tak lagi terkini. Data yang diberikan berasal dari database oleh Pusat Informasi Unhas (PIU) dalam keadaan yang tidak lengkap.
Hal demikian disebabkan beberapa fakultas belum mengirim database yang ke PIU dan layanan SMS kampus ini juga tidak berjalan sesuai kesepakatan apabila terjadi kesalahan dalam database. Tak hanya itu, operator yang kurang mampu menjalankan sistem yang ada, memicu keluhan beberapa pengguna layanan SMS Kampus ini dan menganggap layanan tersebut tidak praktis tapi justru membuat kantong menipis.
Tidak maksimalnya layanan SMS juga disebabkan oleh kendala non-teknis yaitu keinginan beberapa operator untuk memperoleh gaji tambahan yang tidak terpenuhi. Atas hal itu kemudian Telkomsel menjadi ragu untuk melanjutkan kerja sama tersebut, mengingat keuntungan yang diperoleh hanya 40 persen dari bisnis ini.
Ihwal layanan SMS Kampus ini terakhir terdengar pada 2005. Meski begitu layanan SMS merupakan cikal bakal digitalisasi akademik di Unhas. Kini Unhas tumbuh menjadi universitas yang terus berupaya meningkatkan kualitas layanan digital untuk memudahkan kebutuhan informasi bagi civitas academica.
Andi Nurul Istiqamah Bate