“Kecintaan kami terhadap langit malam terlalu besar untuk takut akan kegelapan malam”
Begitulah kalimat yang ditanamkan pada setiap anggota Astronom Amatir Makassar (AAM). Kecintaan mereka akan langit malam memunculkan rasa keingintahuan lebih dalam tentang benda-benda langit yang sangat jauh dari jangkauan.
AAM hadir karena adanya sebuah gerakan dari beberapa pemuda yang memiliki kecintaan terhadap dunia astronomi. Mereka adalah Andika, Fadly Indrawijaya, dan Dimas Suharto. Awalnya AAM adalah potongan dari komunitas-komunitas kecil yang berada di Sulawesi Selatan. Namun, melihat banyaknya pecinta astronomi di kota Makassar, maka mereka menggabungkan beberapa komunitas tersebut menjadi wadah yang bernama Astronom Amatir Makassar (AAM).
Komunitas yang terbentuk pada 2014 ini hadir dengan visi sebagai media edukasi dan komunikasi astronomi di kota Makassar dan sekitarnya. Bukan tanpa alasan visi ini mereka jalankan. Salah seorang pendirinya, Andika, menjelaskan ilmu astronomi merupakan salah satu ilmu tertua di dunia. Nenek moyang terdahulu melihat langit untuk menentukan arah.
“Jadi pada dasarnya semua manusia adalah keturunan astronomi, sehingga sudah sewajarnya kita mempelajarinya. Namun, masyarakat masih sangat asing dengan dunia astronomi,” jelasnya.
Untuk mendorong visi itu, AAM siap menjadi wadah bagi pecinta astronomi di kota Makasaar dan sekitarnya, memperkenalkan dan mempopulerkan ilmu astronomi di kalangan masyarakat, dan sebagai sarana informasi kepada masyarakat seputar ilmu astronomi.
Disamping itu, AAM juga ingin meningkatkan literasi sains masyarakat Makassar. Dengan melihat langsung cincin Saturnus atau kawah-kawah bulan melalui teleskop dengan mata sendiri, masyarakat akan lebih penasaran dengan ilmu astronomi.
Hingga kini, program kerja yang dijalankan AAM adalah observasi benda langit. Setiap bulannya komunitas ini melakukan pengamatan terhadap kawah bulan, lokasinya pun berpindah-pindah. Seperti di Pantai Losari, Lego-Lego dan rooftop Nipah Mall. Kegiatan mereka terbuka untuk umum, siapapun bisa melihat kawah bulan melalui teleskop secara gratis tanpa dipungut biaya.
Andika mengatakan kegiatan spesial diadakan tergantung adanya fenomena alam yang terjadi, seperti gerhana matahari atau gerhana bulan. Selain itu, AAM turut andil dalam pengamatan hilal menuju bulan puasa dan hari raya Idul Fitri. Pengamatan itu mereka lakukan bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan Kementerian Agama (Kemenag).
AAM juga aktif dalam program International Observe the Moon Night (InOMN). Ini merupakan program tahunan dari National Aeronautics and Space Administration (NASA). Sebuah event dunia yang mendorong pengamatan, apresiasi dan pemahaman tentang bulan, astronomi, eksplorasi, dan aktivitas yang berhubungan dengan ruang angkasa dan benda langit.
Selain itu, ada pula kegiatan Astro Camp. Kegiatan ini dilakukan dengan berkumpul dalam satu wilayah, mendirikan tenda-tenda dan melakukan pengamatan hujan meteor. Hujan meteor terbesar terjadi pada bulan Agustus dan Desember. Oleh karena itu, program ini mereka lakukan dua kali dalam setahun.
Namun bukan tanpa kendala mereka lakukan kegiatan tersebut. Dosen Geofisika Unhas tersebut mengatakan kegiatan Astro Camp pada bulan Desember lalu sempat mengalami kendala yang disebabkan oleh cuaca. Derasnya hujan menjadi penghalang bagi mereka untuk mengamati hujan meteor terbesar yaitu Geminid. Sehingga kegiatan itu mereka alihkan menjadi diskusi astronomi, sharing session dan melihat spot-spot indah menggunakan teleskop.
Komunitas ini memberi peluang kepada seluruh lapisan masyarakat untuk menyalurkan hobi mereka khususnya pada aktivitas yang berhubungan dengan ruang angkasa dan benda langit. Andika menjelaskan syarat untuk bergabung bersama AAM adalah memiliki kemampuan dasar tentang dunia astronomi.
Untuk perekrutan AAM terdiri dari tiga tahap. Pertama, terdapat kelas kuliah yang membahas seputar tata cara penggunaan teleskop, pengetahuan dasar astronomi, dan tata cara astrofotografi. Pada tahap kedua dilaksanakan Astro Camp khusus calon anggota untuk melakukan pengamatan bersama. Adapun tahap terakhir adalah mengadakan event pengamatan bulan.
Hadirnya AAM memberi akses bagi masyarakat untuk mengamati benda-benda langit. Komunitas ini memfasilitasi masyarakat kota Makassar mengamati gerhana matahari secara aman. “Menurut saya, kehadiran kami (AAM) saja menjadi sebuah privilege bagi kota Makassar,” tutur Andika.
Terakhir, Andika menaruh harapan bahwa hadirnya AAM dapat memberi edukasi kepada masyarakat tentang pendidikan sains khususnya pada bidang astronomi. Sebab menurutnya, astronomi adalah ilmu yang menarik dan menyenangkan. Ia juga berharap AAM lebih dikenal di kalangan masyarakat.
Satriulandari