“Ketika kami membuat kesalahan, beliau selalu menganggap itu sebagai proses belajar menuju kesempurnaan,” tutur Ketua Departemen Produksi Ternak, Prof Dr Ir Muhammad Irfan Said SPt MP IPM, Rabu (17/04).
Prof Dr Ir H M S Effendi Abustam MSc IPU, sosok yang tidak sekadar hidup, tapi juga mampu menciptakan kehidupannya sendiri. Ia merupakan Guru Besar Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Hasanuddin (Unhas) yang sangat aktif meneliti hingga akhir hayatnya. Pengabdiannya untuk kampus juga tercermin saat terlibat sebagai pendiri salah satu Program Studi (Prodi) di Fapet.
Effendi lahir di Sengkang, 6 Juni 1952. Ia mengawali pendidikan sarjana di Jurusan Peternakan Unhas (1970-1977). Adapun studi magister (1982-1984) dan doktor (1984-1987) ditempuhnya pada bidang Ilmu Pangan di Universitas Blaise Pascal, Prancis.
Setelah mengenyam pendidikan, Effendi kembali ke Unhas sebagai dosen Fapet. Meski tidak diketahui seberapa lama ia mengabdi untuk Kampus Merah, namun kehadirannya kian berarti ketika Effendi dikukuhkan sebagai Guru Besar Fapet.
Dilansir dari Tribun-timur.com, Effendi dikenal sebagai dosen yang rajin meneliti. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Komunikasi Unhas saat itu, Ir Suharman Hamzah PhD HSE. Ia menyebut, mendiang Effendi adalah satu peneliti unggul Unhas yang biasa mendapatkan hibah penelitian dari kementerian.
“Jadi beliau sejak selesai jadi dekan masih sangat rajin meneliti,” kata Suharman, Selasa (07/07/2020).
Pengalaman meneliti Effendi tidak sebatas pengakuan sepihak dari Suharman, tetapi juga terbukti dari ratusan riset yang telah dilakukan. Pada laman akunnya di Google Scholar, tercatat sebanyak 137 riset Effendi dengan total dikutip 613. Riset-riset tersebut terbit di jurnal nasional dan internasional.
Selain aktif mengajar dan meneliti, Effendi pernah menjadi Dekan Fapet Unhas pada 1999-2002. Dirinya juga turut menjadi pencetus berdirinya Prodi Teknologi Hasil Ternak di bawah Departemen Produksi Ternak. Pendirian Prodi ini berhasil dilaksanakan berkat kolaborasinya bersama Prof Dr Ir Muhammad Irfan Said SPt MP IPM dan Dr Ir Hikmah M Ali SPt MSi IPU ASEAN Eng.
Berbagai prestasi ditorehkan Effendi semasa hidupnya, mulai dari penghargaan internasional di ajang ke-17 dan 18 International Conference on Animal Science and Veterinary Medicine, Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui Program Penerapan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Daerah (Iptekda) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), hingga menjadi reviewer pada kegiatan penelitian dan pengabdian oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta.
Prof Effen, demikianlah sapaan akrab Irfan kepada sang guru sekaligus kerabatnya. Irfan menilai, Effendi adalah dosen yang tekun dan bertanggung jawab. Hal itu ditunjukkan ketika dirinya tetap mengikuti konferensi internasional dan aktif meneliti bersama dosen lain di tengah kondisi kesehatannya yang menurun.
Menurut Irfan, Effendi dapat menjelaskan secara sederhana materi yang sulit sehingga mudah dipahami mahasiswa. “Saya sendiri sebagai mantan mahasiswanya merasakan cara mengajar beliau itu sangat sempurna karena penyampaiannya yang lugas sehingga mudah diterima,” ucapnya.
Pribadi yang bersahaja, ramah, dan mudah bergaul membuat mahasiswa nyaman belajar dengannya. Wajar saja jika Irfan menganggap Effendi sebagai sosok orang tua dan mentor bijaksana yang selalu siap memberikan arahan kepada mahasiswa-mahasiswa yang membutuhkan. Namun dibalik sikapnya yang bersahabat, orang-orang yang baru mengenalnya akan mengira bahwa Effendi adalah orang pendiam karena tidak banyak bicara.
Effendi tutup usia pada 2020 di usianya yang menginjak 68 tahun. Dirinya bukan hanya seorang pendidik, tetapi juga telah menjadi sosok inspiratif bagi banyak individu di sekitarnya. Meskipun telah tiada, dedikasinya terhadap pendidikan yang tak terhitung nilainya akan terus dikenang dan dihargai oleh generasi-generasi mendatang.
Miftah Triya Hasanah