Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (Himasei-FIKP) Unhas menggelar Kajian Mode On (K’MON) dengan tema “Realitas Pasar Perikanan Indonesia Tak Mampu Bersaing”. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Kelas 101 FIKP Unhas, Rabu (29/05).
Dosen Unhas, Prof Dr Ir Mardiana Ethrawaty Fachry, sebagai pemateri menjelaskan, Indonesia termasuk negara strategis yang memiliki kekayaan melimpah. Salah satu yang menjadi tulang punggung bagi Indonesia adalah sektor perikanan.
“Indonesia merupakan negara strategis di mana sektor perikanan adalah penyumbang terbesar untuk perekonomian,” tuturnya.
Menurutnya, data prediksi tahun 2030 menunjukkan bahwa produk perikanan adalah supply terbesar bagi kehidupan manusia. Produk ini digadang-gadang dapat memajukan Indonesia.
Lebih lanjut, ia memaparkan indeks ekspor hasil perikanan Indonesia sebagai negara pengekspor hasil perikanan terbesar seperti ekspor udang, tuna, dan rumput laut.
“Ekspor udang dan tuna berada pada angka 40 persen pada periode Januari sampai September 2023,” ujarnya.
Mardiana juga menjelaskan kerenggangan industri perikanan Indonesia yang tidak dapat mengolah hasil perikanannya sendiri. Baginya, industri perikanan Indonesia masih rendah, padahal pembangunan industri perikanan dapat menyerap tenaga kerja yang banyak.
Ia kemudian menyimpulkan bahwa hal yang paling penting dalam memajukan sektor perikanan Indonesia agar mampu bersaing dengan negara lainnya adalah pengadaan teknologi. Dengan demikian, hal ini perlu untuk terus ditingkatkan.
Nurul Fitrah